Dengan mendeklarasikan diri sebagai capres dan saat ini adalah bulan - bulan pemilu, harusnya sebagai orang yang pernah kuliah Jokowi tau etika. Berbicara di kampus dengan label capres adalah tabu. Cara - cara manipulatif yang mengatasnamakan kuliah umum, benar - benar menghina akal sehat. Semudah itukah mahasiswa dipikir bisa dibodohi dengan kata - kata?
Kampanye di jam kerja, memakai fasilitas negara dan melanggar etika kampus? Apakah seperti ini kualitas capres yang dikatakan bersih? Jika hal - hal yang terang benderang saja dilanggar, apalagi wilayah abu - abu dan tersembunyi dari mata publik. Saya tidak mau berprasangka biarlah publik menilai sendiri tingkat kejujuran Jokowi.
Mahasiswa ITB di bully pendukung Jokowi
Meskipun jelas - jelas Jokowi melanggar tradisi kampanye di kampus, tetapi tidak demikian buruk dimata pemujanya. Alih - alih meminta maaf, justru pendukung Jokowi secara terorganisasi melakukan bully di media sosial?
Mengapa saya sebut terorganisir?
- Bahasa yang dipakai membully sama (terindikasi hasil briefing oleh korlapnya).
- Akun - akun nya banyak, tetapi satu akun bisa berjam jam nongkrongi komputer (emang pengangguran seharian di komputer cuma buat ngebully dengan bahasa yang diulang - ulang?)
- Thema bully selalu sama, walaupun yang dibully berbeda. Antara lain merendahkan harga diri yang di bully, menyerang personaliti dengan kata kata, "profesor abal - abal", "labil" dan memutar balikkan identitas ke profesionalan seseorang.
- Personality obyek di cari dari google, hanya orang kurang kerjaan yang mau googling hanya untuk membully. Bukannya mengetahui duduk persoalan justru menyerang pribadi.
- Mereka hanya bisa membully, tidak pernah paham permasalahan nya. Maklum ini abg - abg yang mengandalkan kata - kata kotor yang pengetahuannya kosong.