Business Connect 2013 – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Melalui program inkubator, Kemenparekraf ingin menyiapkan para wirausaha kreatif digital untuk menjadi entrepreneur yang tangguh dan menghasilkan produk yang berkualitas dan laku di pasar, sehingga dapat meningkatkan kontribusi Pendapatan Domestik Bruto Indonesia.
Dunia tengah mengarah ke tren digital. Sebagai contoh, saat ini orang dapat dengan mudah mengikuti perkembangan informasi melalui perangkat smartphone mereka, yang terkoneksi dengan jaringan Internet.
Tren tersebut memberikan kabar gembira bagi para pelaku digitalpreneur di Indonesia. Industri-industri kreatif berbasis teknologi digital, seperti game, animasi, dan masih banyak yang lain tumbuh subur dalam beberapa tahun terakhir, sebagian masih ada yang bertahan, sebagian yang lain mulai bertumbangan. Melihat masih terbatasnya kemampuan para pelaku digitalpreneur dalam mengelola bisnis mereka, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) berinisiatif untuk menyelenggarakan Program Inkubator Bisnis, berpijak pada Peraturan Presiden No. 27 Tahun 2013 tentang Pengembangan Inkubator Wirausaha sebagai bentuk dukungan pemerintah dalam menumbuh-kembangkan wirausaha baru di Indonesia.
Lolly Amalia Abdullah, Direktur Kerja Sama dan Fasilitasi, Ditjen Ekonomi Kreatif berbasis Media, Desain dan IPTEK, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengatakan, program inkubator ini diadakan untuk memberikan pendampingan kepada para digitalpreneur dalam meningkatkan kemampuan mereka dalam hal bisnis, teknis dan legal dengan menyediakan sarana dan prasarana, bimbingan teknis sesuai dengan kebutuhan, serta mempertemukan digitalpreneur dengan calon pengguna produk yang mereka hasilkan, yang terdiri dari angel investor, modal ventura, perusahaan, operator telekomunikasi dan sebagainya.
Selain itu, program inkubatoryang didukung oleh beberapa perusahaan teknologi multinasional ini, diharapkan akan meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan digitalpreneur karena ditunjang oleh teknologi terkini, dan mendapatkan kesempatan untuk dapat mengakses pasar global. “Kami ingin mendorong digitalpreneur di Indonesia untuk dapat menjadi raja di pasar lokal dan menembus pasar global,” katanya.
Tidak hanya itu. Lolly menambahkan, “Program inkubator bisnis ini diselenggarakan untuk memfasilitasi para digitalpreneur mendapatkan pembiayaan dari perbankan dan non perbankan dengan menyusun skema pembiayaan yang sesuai dengan peraturan perundangan dan kebutuhan dari para digitalpreneur yang mana produk yang dihasilkan adalah produk-produk yang intangible (tidak berwujud),” ujarnya. Menurutnya, Bank Indonesia mengapresiasi hal ini dan sedang menggodok kebijakan pembiayaan tersebut.
Kualitas Digitalpreneur
Lolly menjelaskan, setelah memberikan pendampingan kepada para digitalpreneur dalam meningkatkan kemampuan mereka dalam hal bisnis, teknis dan legal dengan menyediakan sarana dan prasarana dan bimbingan teknis sesuai dengan kebutuhan, Inkubator Bisnis berperan dalam mempertemukan digitalpreneur dengan calon pengguna produk yang mereka hasilkan, yang terdiri dari angel investor, modal ventura, perusahaan, operator telekomunikasi dan sebagainya. Program akses pasar ini dinamakan Program Business Connect, yang mana kegiatan ini diawali dengan melakukan identifikasi digitalpreneur dengan menjaring para digitalpreneur melalui sejumlah lomba tingkat nasional, seperti Indonesia ICT Award 2013, Rockstar Dev 2013, Computer Festival 2013. Mekanisme identifikasi yang dilakukan adalah dengan mendata dan mewawancarai para nominator dari masing masing lomba tersebut untuk mengetahui kapabilitas dari digitalpreneur tersebut dalam berbisnis dan kualitas produk yang dihasilkan. Tahap berikutnya, digitalpreneur yang berhasil diidentifikasi, akan diseleksi dan bagi yang lolos seleksi diberikan capacity building dalam hal bisnis, teknis dan legal dalam Kegiatan Base Camp for Strengthening Capability of Digipreneur. Seleksi dilakukan oleh para juri yang terdiri dari perwakilan Kemenparekraf, pakar hukum, digitalpreneur, praktisi bisnis, dan akademisi bisnis.
Peserta Base Camp for Strengthening Capability of Digipreneur berjumlah 60 tim, terdiri dari 10 tim terbaik dari Peserta Base Camp of Inspiring Coaching 2012 dan 50 tim terpilih dari kegiatan Seleksi Identifikasi 2013. Tujuan dari Base Camp yang akan berlangsung mulai 4–8 November 2013 ini adalah untuk meningkatkan kualitas digitalpreneur yang terpilih dalam hal leadership, business plan, financial forecast, legal, marketing, lean start up. Coach terdiri dari praktisi dan akademisi. Kegiatan ini berlangsung selama 4 hari, mencakup pelatihan dan praktek yang dikemas dalam 4 sesi per hari.
Setelah itu, sebanyak 40 tim terbaik dari Base Camp for Strengthening Capability of Digipreneur akan diikutkan ke dalam program Pitching Preparation, yang mana kegiatan ini dipersiapkan secara teknis untuk dapat mempromosikan produknya sebelum benar-benar akan dipertemukan dengan calon pasar, baik dengan pembeli (buyer) maupun pihak investor. Pitching Preparation akan dilaksanakan selama dua hari, pada tanggal 20 dan 22 November 2013. Pada hari pertama peserta diminta membuat company profile dalam bentuk teks dan video. Sementara pada hari kedua, mereka mempersiapkan kemampuan public speaking dan wawancara untuk dapat meyakinkan calon pembeli.
Pada tahap ini juga dilakukan simulasi presentasi bisnis di depan para juri dan coach untuk lebih memaksimalkan kapasitas digitalpreneur. Para juri yang kompeten di bidangnya masing-masing dilibatkan pada tahap ini, yaitu Hari Sungkari (Secretary General for Indonesia Digital Creative Industry Society (MIKTI), Rama Mamuaya (Founder and Chief Exec di PT Digital Startup Nusantara DailySocial.net), M. Neil Al Himam (Deputy Director for Software Standardand Audit di Ministry of Communication and Information Technology Republic of Indonesia), Ir. Lolly Amalia Abdullah, M.Sc. (Direktur Kerja Sama dan Fasilitasi, Ditjen Ekonomi Kreatif berbasis Media, Desain dan IPTEK, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif), Firman Nugraha (Co-Founder, COO di PT. Sponsio Visi Media), Riki Arif Gunawan (Deputy Director for Information Security Technology at Ministry of Communications and Information Technology), dan Jimmy Kurnia Istanto (Mentor at Indigo Incubator Program di PT Telkom Indonesia).
Selanjutnya, setelah para digipreneur dipersiapkan untuk dapat mempromosikan produknya dalam Pitching Preparation, tahap akhir dari serangkaian kegiatan Business Connect adalah kegiatan promosi pelaku kreatif digital, yang akan digelar pada tanggal 27-29 November 2013. Promosi dilakukan dengan mengikutsertakan 40 peserta terpilih untuk dapat menggelar produknya sekaligus mempertemukan mereka dengan pasar, yang terdiri dari angel investor baik dalam mapupun luar negeri, modal ventura, perusahaan, operator telekomunikasi dan sebagainya. Rencananya kegiatan Promosi Pelaku Kreatif Digital yang bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung melalui Program Indonesia Digital Media Festival ini akan berlangsung selama 3 hari di Jakarta. Selain itu, mereka juga akan dipromosikan melalui media TV dan cetak.
Lolly berharap, melalui Inkubator Bisnis yang di dalamnya terdapat Program Business Connect tersebut akan lahir genuine digitalpreneur Indonesia yang tangguh dan menghasilkan produk yang berkualitas dan berdaya saing global, sehingga dapat meningkatkan kontribusi Pendapatan Domestik Bruto Indonesia. “Dengan mengembangkan bisnis dari produk berbasis teknologi digital yang berkualitas dan berdaya saing, diharapkan bangsa Indonesia akan semakin kompetitif dengan bangsa lain,” ucapnya.