PESERTA PROGRAM JAMKESMAS
1. Kepesertaan    Program   Jamkesmas     2012   secara  nasional  tetap
berjumlah 76.400.000 jiwa. Dalam kurun waktu tahun 2012 akan
dilakukan proses perubahan database kepesertaan, dimana akan
digunakan    data yang  bersumber    dari Tim Nasional   Percepatan
Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K). Data sebagaimana dimaksud
telah memuat nama dan alamat lengkap, yang akan ditetapkan oleh
Menteri   Kesehatan    sehingga   penetapan    sasaran    kepesertaan
Jamkesmas     tidak lagi melalui  SK  Bupati/Walikota.    Disamping
kepesertaan    yang  bersumber     dari  TNP2K   tersebut,   terdapat
kepesertaan   lainnya  yang  akan  ditetapkan   secara khusus   oleh
Kementerian Kesehatan.
2. Untuk kepesertaan yang bersumber dari TNP2K akan diterbitkan
kartu baru. Namun selama kartu baru tersebut belum diterbitkan
dan/atau belum diterima oleh peserta, maka masih berlaku kartu
yang   lama.   Pemberlakuan     kepesertaan     menggunakan      kartu
Jamkesmas baru akan ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.
3. Peserta Jamkesmas ada yang diberi kartu sebagai identitas peserta
dan ada yang tidak diberi kartu.
a. Peserta   yang  diberi kartu  adalah  peserta  sesuai   dengan
database   yang   bersumber    dari Tim  Nasional   Percepatan
Penanggulangan      Kemiskinan     (TNP2K),  Sekretariat   Kantor
Wakil Presiden Republik Indonesia.
b. Peserta yang tidak diberi kartu adalah:
1) Gelandangan,    pengemis,   anak  dan  orang terlantar serta
masyarakat miskin penghuni panti sosial.
2)Â Masyarakat miskin penghuni Lapas dan Rutan.
3)Â Peserta Program Keluarga Harapan (PKH).
4)Â Bayi dan anak yang lahir dari kedua orang tua atau salah
satu  orang  tuanya  peserta  Jamkesmas,     maka  otomatis
menjadi peserta Jamkesmas dan berhak mendapatkan hak
kepesertaan.
5)Â Korban bencana paska tanggap darurat.
6) Sasaran yang dijamin oleh Jaminan Persalinan, yaitu ibu
hamil, ibu bersalin/ibu nifas dan bayi baru lahir
7)Â Penderita KIPI (Kejadian Ikutan Paska Imunisasi)
Apabila masih terdapat masyarakat miskin dan tidak mampu diluar
data yang  bersumber    dari TNP2K   maka   jaminan   kesehatannya
menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah (Pemda) setempat.
Untuk   kepesertaan   yang bersumber   dari TNP2K   akan  diterbitkan
kartu  baru.  Selama   kartu  tersebut belum   diterbitkan  dan/atau
diterima  oleh  peserta,  maka   masih  berlaku   kartu  yang  lama.
Pemberlakuan     kepesertaan   menggunakan     kartu Jamkesmas     baru
akan ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.
FASILITAS KESEHATAN
Ruang lingkup     Program   Jamkesmas     di puskesmas    dan  jaringannya
meliputi:
A. PELAYANAN KESEHATAN DASAR
1. Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan Tingkat Pertama
Pelayanan   rawat  jalan tingkat pertama   yang  dimaksud   adalah
pelayanan    kesehatan   yang   diberikan   oleh  puskesmas     dan
jaringannya yang meliputi:
a. Konsultasi medis, pemeriksaan fisik dan penyuluhan kesehatan
b. Laboratorium sederhana (darah, urin, dan feses rutin)
c. Tindakan medis kecil
d. Pemeriksaan dan pengobatan gigi, termasuk cabut atau tambal
e. Pemeriksaan ibu hamil/nifas/menyusui, bayi dan balita
f. Pelayanan   Keluarga  Berencana   (alat kontrasepsi  disediakan
BKKBN), termasuk penanganan efek samping dan komplikasi
g. Pemberian obat
Tempat pelayanan kesehatan rawat jalan tingkat pertama adalah di
puskesmas dan jaringannya       baik  berupa    kegiatan   pelayanan
kesehatan di dalam gedung maupun kegiatan pelayanan kesehatan
di luar gedung.
Dalam upaya meningkatkan akses         dan  pemerataan   pelayanan
bagi peserta Jamkesmas diharapkan Puskesmas dan jaringannya
melakukan    kegiatan  proaktif  mendekatkan     kepada   sasaran
secara periodik dan berkesinambungan.
2. Pelayanan Kesehatan Rawat Inap Tingkat Pertama
Pada  kondisi   pasien  memerlukan        perawatan   maka    harus
dilakukan    perawatan    lanjutan di puskesmas perawatan jenis
pelayanan rawat inap tingkat pertama pada puskesmas perawatan
meliputi:
a. Penanganan gawat darurat
b. Perawatan persalinan dan pasca persalinan
c. Perawatan pasien rawat inap (termasuk akomodasi dan makan
pasien) termasuk perawatan gizi buruk dan gizi kurang
d. Perawatan satu hari (one day care)
e. Tindakan medis yang diperlukan
f. Pemberian obat
g. Pemeriksaan laboratorium dan penunjang medis lainnya
h. Pelayanan Rujukan
i. Pertolongan sementara persiapan rujukan
j. Observasi penderita dalam rangka diagnostik
Tempat pelayanan kesehatan rawat inap tingkat pertama hanya
dilakukan di puskesmas perawatan.
3. Pelayanan Jaminan Persalinan
Manfaat pelayanan jaminan persalinan meliputi:
a. Pemeriksaan kehamilan Antenatal Care (ANC) sesuai standar
yang dibiayai oleh program ini mengacu pada buku Pedoman
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), dimana selama hamil, ibu hamil
diperiksa sebanyak 4 kali dengan frekuensi:
1)Â 1 kali pada triwulan pertama;
2)Â 1 kali pada triwulan kedua;
3)Â 2 kali pada triwulan ketiga.
Pemeriksaan   kehamilan    yang jumlahnya    melebihi  frekuensi
diatas pada tiap-tiap triwulan tidak dibiayai oleh program ini.
Dalam   pelaksanaan   ANC  juga  dilaksanakan   konseling  yang
meliputi pengetahuan    komplikasi  kehamilan,   persalinan  dan
nifas, deteksi dini dan  antisipasi oleh keluarga,  persiapan
persalinan,  Inisiasi Menyusui     Dini (IMD),  ASI  eksklusif,
perawatan   bayi baru  lahir, Keluarga  Berencana    (KB), dan
anjuran senam hamil.
b. Penatalaksanaan komplikasi kehamilan antara lain :
1) Penatalaksanaan abortus imminen, abortus inkompletus dan
missed abortion;
2)Â Penatalaksanaan hiperemesis gravidarum;
3) Stabilisasi dan persiapan rujukan pada kasus : Hipertensi
dalam kehamilan dan perdarahan pada masa kehamilan
Penatalaksanaan      abortus  imminen,   abortus  inkomplitus   dan
missed abortion dilakukan di Puskesmas Pelayanan Obstetrik
Neonatal Emergensi Dasar (PONED).
c. Penatalaksanaan persalinan:
Persalinan per vaginam
1) Persalinan per vaginam normal
2) Persalinan   per  vaginam     dengan    tindakan   (sungsang,
ekstraksi vacum/ekstraksi forcep)
3)Â Persalinan per vaginam dengan kondisi bayi kembar.
Persalinan    untuk   kondisi   bayi   kembar    dilakukan    di
puskesmas PONED.
d. Penatalaksanaan komplikasi persalinan:
1) Perdarahan
2)Â Hipertensi dalam persalinan
3)Â Retensio plasenta
4)Â Penyulit pada persalinan.
5)Â Infeksi
Penatalaksanaan       komplikasi      persalinan     dilakukan     di
puskesmas PONED.
Dalam    pelaksanaan     pelayanan    Post  Natal  Care   (PNC)
meliputi: pelayanan ibu nifas, pelayanan      bayi baru lahir,
dan pelayanan KB pasca persalinan.
e. Pelayanan nifas dan bayi baru lahir
Pelayanan Ibu nifas dan bayi baru lahir dilaksanakan 4 kali,
masing-masing 1 kali pada:
1) Kunjungan     pertama   untuk  Kf1  dan  KN1  (6 jam  sampai
dengan hari ke-2)
2) Kunjungan    pertama   untuk  Kf1  dan  KN1  (6 jam  sampai
dengan hari ke-2)
3) Kunjungan ketiga untuk Kf2 dan KN3 (hari ke-8 sampai
dengan hari ke-28)
4) Kunjungan ketiga untuk Kf2 dan KN3 (hari ke-8 sampai
dengan hari ke-28)
f. Penatalaksanaan komplikasi nifas antara lain :
1) Perdarahan
2)Â Infeksi
3)Â Hipertensi dalam paska persalinan
g. Penatalaksanaan     bayi  baru  lahir dengan   komplikasi   dalam
stabilisasi dan persiapan rujukan pada kasus: asfiksia, BBLR,
infeksi, ikterus, kejang.
h. Pelayanan KB pasca persalinan meliputi: pil, AKDR, Implant,
Suntik dan komplikasi pemasangan alat kontrasepsi.
Bayi yang   lahir dari kedua orang tua atau salah satu orang
tuanya    peserta  Jamkesmas       secara   otomatis    menjadi
peserta  Jamkesmas, apabila      bayi  baru  lahir memerlukan
pertolongan   lanjutan di  fasilitas kesehatan   rujukan  dapat
dilakukan rujukan dari Puskesmas       dan jaringannya tanpa
harus   diterbitkan  kartu Jamkesmas      baru,  cukup   kartu
dari pihak orang tua dan surat rujukan dari Puskesmas.
RUJUKAN
Rujukan pelayanan kesehatan yang dimaksud adalah proses rujukan
kasus  maupun rujukan spesimen/penunjang diagnostik yang             dapat
berasal  dari  jaringan  puskesmas    ke  puskesmas    atau  puskesmas
perawatan,    antar  puskesmas      dan  dari  puskesmas     ke  fasilitas
kesehatan tingkat lanjut (rumah sakit, BBKPM, BKPM, BKMM, BKIM).
Prosedur   rujukan dilaksanakan secara berjenjang        dan terstruktur.
Pelaksanaan rujukan harus didasarkan pada indikasi medis sehingga
puskesmas dan jaringannya harus dapat melakukan kendali dalam
hal rujukan, sehingga puskesmas dan jaringannya dapat melakukan
seleksi kasus yang dirujuk.
Rujukan harus disertai dengan surat rujukan. Pengendalian rujukan
oleh  puskesmas    dan   jaringannya   akan   sangat  berdampak      pada
pengendalian    biaya. Pada   kondisi   gawat   darurat  pasien     dapat
langsung   ke fasilitas kesehatan rujukan terdekat.
Untuk mendukung pelayanan rujukan disediakan biaya transportasi
dari jaringan  puskesmas ke puskesmas, antar puskesmas dan dari
puskesmas    ke pelayanan   rujukan   di tingkat Kabupaten/Kota.     Dan
biaya  rujukan  pemeriksaan    spesimen/penunjang medis       dari  pustu,
Seluruh   puskesmas     dan  jaringannya,   khusus   untuk   pelayanan
jampersal bagi peserta Jamkesmas dapat memanfaatkan pelayanan
pada Bidan Praktik Mandiri, Dokter Praktik, Klinik Swasta, Rumah
Bersalin Swasta yang bekerjasama dalam program Jamkesmas.
poskesdes/polindes    ke puskesmas atau    dari puskesmas pembantu,
poskesdes, puskesmas dan jaringannya ke fasilitas kesehatan tingkat
lanjut kabupaten/kota.
Seluruh biaya transportasi dari jaringan puskesmas ke puskesmas,
antar puskesmas dan dari puskesmas ke pelayanan rujukan di
tingkat Kabupaten/ kota bersumber dari dana Jamkesmas.
PELAYANAN SPESIALISTIK
Pada dasarnya   Program Jamkesmas      di puskesmas    dan jaringannya
adalah pelayanan kesehatan perorangan tingkat pertama, tetapi dalam
rangka  peningkatan   akses  pelayanan  kesehatan   lanjutan, beberapa
puskesmas di wilayah perkotaan menyediakan pelayanan spesialistik.
Apabila  puskesmas    memiliki  fasilitas pelayanan   spesialistik, baik
berupa pelayanan    dokter spesialis yang bersifat   tetap atau rawat
jalan  maupun     pelayanan    penunjang    diagnostik    (laboratorium,
radiologi, dan lain lain), maka kegiatan tersebut dapat menjadi bagian
kegiatan program Jamkesmas di      puskesmas.
? Semua      jenis  pelayanan  kesehatan   dasar  yang tersedia di
Puskesmas    dan jaringannya   wajib diberikan  kepada  peserta
Jamkesmas.
? Prosedur     rujukan   dilaksanakan     secara   berjenjang   dan
terstruktur.  Pelaksanaan    rujukan   harus   didasarkan   pada
indikasi medis  sehingga   puskesmas    dan jaringannya   harus
dapat melakukan kendali dalam hal rujukan.
Pelayanan kesehatan pada     Program Jamkesmas yang      diberikan
oleh  puskesmas    dan   jaringannya   mengacu     pada  pedoman
pelaksanaan   dan  petunjuk  teknis lainnya yang   berlaku.