Dulu, aku benci padamu. Tapi namamu tak pernah absen di layar handphoneku. Tak peduli betapapun aku menunjukkan rasa tidak sukaku padamu. Dulu, kau selalu menyombongkan diri di setiap pesan singkat yang kau kirim. Membuatku makin jengah terhadap keberadaanmu. Dulu, keadaanku buruk sekali. Makin buruk ditambah kehadiranmu yang selalu menjejaliku dengan cerita-ceritamu yang tidak penting. Aku punya banyak masalah. Lebih rumit daripada yang biasa dihadapi remaja seumurku pada umumnya.