Tak terasa aku sudah besar bunda
Aku sudah tak lagi merengek di pangkuan bunda
Tak seprti dahulu.
Bunda...
Tentu dahulu aku sangat menyusahkan bunda
Sejak aku di kandung bunda
Bunda...
Hingga saat ini aku masih saja merepotkanmu
Membuatmu capek dan kesal
Bunda...
Engkaulah permataku, engkaulah segalanya bagiku
Apalah daya aku tanpamu bunda?
Maafkan aku bunda
Atas airmata yang menetes karenaku
Atas sikapku yang tak berkenan di hatimu
Aku Ingin Jadi Juara
Ayah... bunda...
Doakan ananda
Agar menjadi juara
Bunda, aku ingin membuatmu tersenyum bangga
Ayah, aku ingin membuatmu tersenyum bahagia
Aku akan berusaha menjadi juara
Setiap pagi dengan restumu
Setiap pagi dengan doamu
Aku pergi menuntut ilmu
Satu tekadku
Aku ingin jadi juara
Juara dari segala juara.
Bunda Cerewet, Bundaku Sayang
Aku tak boleh begini
Aku tak boleh begitu
Kata bunda setiap waktu
Aku harus begini
Aku harus begitu
Kata bunda setiap waktu
Kenapa bunda begitu?
Aku harus begini dan begitu?
Keluhku setiap waktu
Bundaku cerewet
Tak bias bila ku salah sedikit saja
Bunda pasti menegurku
Bundaku cerewet, bundaku sayang
Aku tahu kau begitu, karena kau sayang
Maafkan aku yang selalu melawan
Adikku Yang Lucu
Ada-ada saja tingkahnya
Kadang menangis manja
Kadang menyanyi ceria
Ah... lucunya
Aku cubit pipinya
Ia menangis dan meronta
Aku tak jera meski dimarah mama
Aku cubit lagi
Aku senang menggodanya
Oh... ddikku yang lucu
Aku sayang paamu
Aku hanya menggodamu
Agar Aku Menjadi Tahu
Senin hingga Sabtu
Waktuku menuntut ilmu
Setiap hari, tak pernah jemu
Aku duduk di bangku
Mendengarkan penjelelasan bapak dan ibu guru
Agar aku menjadi tahu luasnya ilmu
Aku tak pernah jemu
Meski setiap waktu menimba ilmu
Agar aku menjadi tahu
Meski terkena hujan dan debu
Aku tetap melangkah maju
Tiada lain demi masa depanku.