Biasanya setiap kali masuk kerja saya pasti parkir di basement 1, kemudian turun ke basement 2 untuk sampai di lift. Tidak ada yang menarik sebelumnya. Entah kenapa, hari ini, selain berangkat pagi saya juga tidak parkir di basement 1, justru parkir di luar gedung, yang notabene berjarak lebih jauh dari lobi kantor. Dengan gaya mentereng masuk ke lobi utama dan melewati beberapa penjagaan layaknya James Bond, disapa sama resepsionis yang juga ga kalah kece dan akhirnya berhenti di depan pintu lift. Lift di kantor kami memang terkenal lambat, walau sudah ada 4 pintu lift tapi tetap saja membuat saya menunggu lama, sekali lagi saya tidak menyesal dengan keadaan. Saat menunggu penuh haru dan penuh harap itu dari arah lobi muncul sesosok perempuan dengan wajah tak asing lagi. Si CEWE KECE!!!!!!
Gerakannya tampak feminim hari ini, dengan kibasan rambut panjangnya yang hitam lurus, ia seperti bintang iklan shampo!! ditambah dengan lipatan di kelopak matanya  ia seperti bintang iklan Contact lens!! Setiap sudut gerakannya membuat dunia terasa lambat saat itu satu detik serasa 10 menit! Terang saja aku merekam semuanya dalam memoriku. Ada yang berbeda, hari ini gayanya lebih casual dan santai, mungkin karna hari Jumat karyawan diberi keleluasaan dalam penampilan, bebas tapi sopan. Dengan T-shirt Puma berwarna biru muda dibalut dengan sweater biru gelap pekat dan bawahan rok jeans biru ia terlihat lebih segar.
Dia berdiri menunggu bersandar di tembok sebelah kanan dan aku di tengah, kami hanya berjarak satu pintu lift. Tidak bisa kupungkiri dekat dengannya membuat jantung berdebar sepoi-sepoi, adem ayem ! Semua pandanganku menjadi hitam putih nge-blur tapi anehnya hanya dia yang peling jelas dan berwarna. Tidak ada yang bergerak kecuali dia dan gerakan slow-mo nya.
"TING!"
Pintu lift terbuka, semua kembali seperti semula. Dia masuk duluan diikuti dengan rombongannya yang ga penting. Jari kami hampir bersentuhan ketika saya dan dia mencoba memencet tombol yang bertulisan angka dua digit. Sama dua digit tapi di level yang berbeda. Kami berada pada sudut diagonal di sisi yang berbeda. Entah kenapa, hari ini lift yang begitu lama terasa sangat cepat, tidak terasa saya harus keluar dulu dari lift, walaupun terasa berat, tapi kaki ini harus meninggalkannya. Tidak ada kata sapa, tidak ada kata perpisahan. Kami hanya diam, sesekali mencuri pandang. Tidak meninggalkan jejak untuk memancing pertemuan, tapi tidak ada satu hal pun yang kebetulan. Diam, Â tanpa kesempatan untuk berharap untuk waktu yang berikutnya. Siklus kehidupan mulai kembali normal.
"KEBETULAN hanyalah TAKDIR yang tidak DIDUGA"