Sentak aku terperangah tak bergerak. BEKU. Pandanganku tak teralihkan. Hentakan kakinya ke tanah tampak sangat lambat nan tegas, seakan mampu membelah bumi. Aku masih melihatnya, sama seperti tadi pagi, tidak ada yang berubah, kecuali orang-orang yang tak terlihat dan latar hitam putih disekelilingnya. Entah kenapa, hanya dirinya yang tampak cerah dan berwarna, keindahan lapangan dan taman disekitarnya tampak tak sebanding. Aku terpaku. Wajahnya yang berkeringat tak mengurangi kecantikan parasnya, lima detik sebelum ia melintas tiba-tiba gerakannya semakin lambat. Slow Motion. Lima detik yang sungguh lambat. Rambutnya yang dikucir terlempar pelan ke kiri dan ke kanan, sesekali ada gumpalan air terjatuh dari rambutnya yang sedikit basah karena keringat. Matanya yang indah berkedip pelan. Tidak kusadari ternyata ia sudah berada tepat di depanku. Dia menabrakku?? Tidak! Dia hanya melintas tanpa melihat keberadaanku, apa maksudnya ini? Geraknya masih lamban dan pelan, setidaknya sampai ia mengambil sebuah selang tepat di pinggir lapangan, dan kembali ke arahku.
JrOOOSSSSHHHH!!!!!
Aku masih di kamar mandi, tanpa busana dan air shower yang mengalir deras di wajahku. Ah, itu hanya unconsciousness. Keluar dari kamar mandi aku masih tidak habis pikir kenapa gadis itu terus menghantui, huft.
-to be continued-