Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora

Berjaga-jagalah!

11 Agustus 2019   17:10 Diperbarui: 11 Agustus 2019   17:10 36 3
Khotbah Minggu biasa ke XIX, 11/08/19

Kebijaksanaan18:6-9
Ibrani 11:1-2.8-19
Luk. 12:35-40

Dari bacaan Injil yang baru saja kita dengar, ada dua poin utama yakni kesetiaan dan kebijaksanaan.

Setia berarti berpegang teguh pada janji, sebagaimana perumpamaan dalam Injil tadi; hamba-hamba berjaga-jaga demi kedatangan tuannya. Tuan itu adalah Yesus sendiri dan kitalah hamba-hamba itu.

Bijaksana dalam Injil tadi berarti pandai bersikap atau bertindak apabila menghadapi suatu kesulitan atau suatu ketidakpastian.

Perumpamaan tadi mengingatkan kita utk bijaksana, pandai menentukan sikap dengan terus berjaga-jaga, waspada, siap sedia, karena Ia yang kita tunggu itu datang pada waktu yang tidak disangka-sangka.

Dari dua sikap, setia dan bijaksana, kita diminta oleh Yesus, supaya pinggang kita tetap terikat dan pelita hati kita tetap menyala.

Kita bisa bayangkan, kalau seseorang tidak mungkin konsentrasi  bekerja atau mengikuti misa, kalau celananya longgar, mau jatuh tidak jatuh karena tidak pakai ikat pinggang.

Itu artinya, utk memulai sesuatu kita harus siap baik-baik, memperhitungkan hal-hal kecil tetapi bermanfaat besar.

............

Di tengah zaman yang serba instant ini, kita sulit mendapat orang yang setia. Seseorang atau sesuatu yang lama ditunggu, bisa dipastikan bahwa pasti org marah2 bahkan maki2. Apalagi menunggu sesuatu yang tidak pasti. Loela Drakel bilang jangan biarkan aku dalam penantian yang tak pasti.

Dan yang memungkinkan kita untuk setia adalah iman. Ibrani, mengatakan, iman adalah dasar dari segala yang kita harapkan dan bukti dari segala yang tidak kita lihat.

Sama seperti Abraham yang tetap setia walaupun diperintahkan utk pergi ke negeri yang tidak pernah dikenalnya, namun ia tetap setia, ia bijaksana, ia yakin bahwa kalau Allah yang membangun kota itu, pasti Allah menyediakan jalan baginya, dan Allahpun pasti tunggu di sana.

Orang-orang yang setia, bijaksana dan beriman akan memperoleh keselamatan yang datang dari Allah.

Kitab Kebijaksanaan melukiskan bahwa orang yang setia, percaya kepada Allah, akan memperoleh keselamatan.  

........Kita tidak dipanggil utk sempurna karena itu seringkali kita lalai untuk menunggu Allah. Seringkali kita bosan dan bahkan marah-marah kalau Allah sepertinya tidak pernah dtg2 di saat kita susah. Karena kejenuhan kita, dan kita terperangkap utk tidak lagi mengandalkan Allah dalam hidup dan karya. Dan karena itu kita mudah jatuh dalam hukuman Allah. Tetapi janganlah cemas, kalau kita sungguh setia, walaupun kita tidak sempurna tetapi kesetiaan akan Allah itu akan mengantar kita dekat dengan Allah.

Di sini kesetiaan membuka jalan bagi Allah untuk berpaling pada kita, mengangkat kita dari lumpur dosa dan menyucikan kita dengan air kasihNya.

Diakon Yudel Neno, Pr
Paroki Santa Maria Fatima Betun

Selamat hari Minggu ke XIX

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun