Kesan eksklusif yang hilang akan menambah nilai ekonomis bagi aplikasi bbm yang dirilis untuk platform yang lain dan ini terbukti dengan berbondong-bondongnya pengguna ios maupun android mengunduh aplikasi andalan blackberry ini. Layaknya whats'app maka bbm untuk non bb tentunya akan mengenakan biaya langganan tahunan, taruhlah seharga aplikasi whats'app yang sepuluh ribu rupiah per tahun maka bisa dibayangkan revenue yang akan mereka dapatkan dengan merilis bbm untuk ios dan android.
Lalu bagaimana para pembenci bb yang selalu merasa cukup dengan aplikasi sosmed kecuali bbm yang sebenarnya mereka benci karena keeksklusifannya tersebut? Apakah mereka rela di iphone atau android mereka terpajang aplikasi bbm? Sepertinya wajar saja, asal sebelumnya mereka tidak teridentifikasi sebagai pembenci bb banget oleh orang dekat mereka. Kalau di media online boleh berkomentar yang jelek-jelek mengenai bb, tetapi setelah bbm rilis di android dan ios boleh juga kok dipakai, siapa yang nglarang? Tak usah malu, paling malu dengan diri sendiri. Mudah-mudahan dengan adanya bbm di ios dan android komunikasi di sosial media lebih lancar. Intinya juga, benci dengan sesuatu cukuplah biasa saja dan tak perlu berlebihan, apapun itu sehingga tak malu sesudahnya.