Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan

Catatan di Hari Bhayangkara

6 Juli 2012   01:28 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:15 68 0
Setiap pagi hari, saat berangkat bekerja, saya melintas di pertigaan jalan yang cukup ramai. Maklum jalan itu adalah jalan utama yang dilintasi banyak kendaraan keluar masuk Kota Semarang dan merupakan jalan utama jika hendak menuju kampus Undip (Universitas Diponegoro). Orang Semarang kadang menyebut pertigaan patung kuda - merujuk pada patung Pangeran Diponegoro menunggang kuda yang tegak berdiri di jalan menuju Kampus Undip. Tepat di pertigaan itu ada sebuah pos polisi lalu lintas. Mungkin karena termasuk jalan yang ramai selalu ada polisi yang menjaga pos itu.

Setiap pagi saya dan pengendara kendaraan bermotor lainnya menyaksikan ulah polisi. Polisi seolah membutakan diri membiarkan bis-bis kecil berhenti seenaknya didekat pertigaan padahal jelas-jelas ada rambu-rambu larangan berhenti disana. Akibatnya lalu lintas sering tersendat dan menimbulkan sedikit kemacetan.
Sering juga saya menyaksikan truk yang hendak melintas memasuki kota selalu berhenti di depan pos polisi. Kernet truk turun berlari menyerahkan "sesuatu" kepada polisi yang berada di dalam pos. Lalu truk pun melintas bebas walau ada larangan truk masuk area kota.

Saya kadang termangu dipertigaan jalan itu. Ini lah wajah polisi negeri ini. Sarat dengan korupsi dan penyelewengan kekuasaan. Apa gunanya pemerintah menaikkan gaji dan memberikan renumerasi bagi polisi jika perilaku lama tidak berubah. Terasa hampa melihat slogan-slogan yang terpampang di depan kantor polisi. Hanya slogan kosong tanpa makna.

Tin...tin...tin.... ! Suara klakson menyadarkan diri saya - lampu lalu lintas sudah berganti warna menjadi hijau. Segera saya memacu sepeda motor dan membuang jauh-jauh gambaran buruk perilaku polisi. Masih banyak polisi yang baik kok. Dengan lirih saya ucapkan "Selamat Ulang Tahun Bhayangkara" kepada polisi tidur dan patung polisi.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun