Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Asketis

28 November 2011   01:44 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:07 91 0

Nada nada mengalun harmoni,
Riuh rendah gegap gempita menghening,

Manusia manusia berwajah dewa


berhati binatang saling bertukar makian,
Kejujuran hanyalah cerita khayalan,

Yang basah menjadi kering,


Yang kering menjadi basah,
Api menjelma menjadi air,

Racun telah semanis madu,

Mereka yang melemparkan bongkahan emas


pada gerombolan sapi, kembali terluka...
Hati... Hatiku...

Demi Tuhan hatiku !!!

jalan ini adalah penyembunyian,

Mereka yang tahu memilih diam, menunggu...

Kontemplasi dalam sepi

merasai Ilahi pemilik hati,

larut dalam ekstase cinta tanpa maujud...

Diam bersembunyi,

perlahan memintal sayap perak mentari,

hening menuju bening...

Terbang... terbang merentang sayap

memeluk birunya langit,

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun