Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan

Romantis Ga?

30 September 2013   17:57 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:11 136 1

“Suamiku ga romantis.”

Sering sekali saya mendengar kalimat itu diucapkan oleh para istri. Dalam hati saya senyum-senyum saja sambil membatin, Alhamdulillah saya dapat suami yang menurut saya sangat romantis. Walaupun sebenernya saya juga ndak paham apa dan bagaimana sih, definisi romantis.

Bagi saya, ajakannya untuk sholat berjama’ah itulah romantis. Kecupan sayang di penjuru wajah setelah sholat, itu super duper romantis.

Bagi saya, ketika dia bersedia membantu saya memasak di dapur itulah romantis. Meskipun kadang akhirnya hasil masakannya agak aneh, makanannya jadi beraroma cinta ;)

Bagi saya, ketika dia menjahit kembali baju yang lepas jahitannya itulah romantis. Suami saya tahu benar bahwa jahitan tangan saya sangat tidak rapi. Tidak pernah sekalipun dia bilang kepada saya “perempuan kok tidak bisa menjahit”, malahan salah satu dress saya dipercantik oleh tangannya sendiri.

Bagi saya, ketika dia bercerita kepada orang dengan kalimat “bapak saya ….” atau “ibu saya …..” itulah romantis. Karena terkadang yang sedang dia ceritakan adalah orang tua kandung saya. Kata “bapak mertua” dan “ibu mertua” hanya dia gunakan bila memang sangat perlu, untuk kata keterangan penjelas.

Bagi saya, ketika dia membawakan kantong belanjaan itulah romantis. Sejak pacaran sampai sekarang dia tak hampir tidak pernah membiarkan saya membawa kantong berisi belanjaan kecuali tangannya sudah penuh.

Bagi saya, ketika dia selalu mempercayakan kepada saya untuk mengelola setiap rupiah pendapatannya itulah romantis. Di saat saya sering mendengar ada suami yang diam-diam menyembunyikan uang dari istrinya, justru saya yang seringkali diam-diam menyisipkan uang ke dompetnya.

Bagi saya, ketika dia ikut mengkhawatirkan sahabat saya itulah romantis. Orang-orang yang penting bagi saya, penting pula baginya.

Bagi saya, ketika dia dengan telaten membasuh badan dan mengganti baju saya ketika terkapar di rumah sakit (dulu waktu sakit, ya..) itulah romantis. Meski mbak perawat tiap hari dengan ramah menawarkan bantuan, pria yang satu ini lebih memilih mengurus sendiri istrinya.

Sudah? Itu saja?

Oh… banyaaaak. Tapi kan tidak perlu saya pamer-pamer cerita ketika dia datang membawa bunga atau kue kejutan buat saya, atau kebiasaannya sampai sekarang menggenggam dan mengecup tangan saya ketika jalan-jalan berdua, atau ketika….. Eh, eh, eh …. keceplosan pamer ya? Ma’aaaf. Hehehe… (padahal sengaja).

Nah, kalau saya simpulkan sendiri, suami saya itu kayaknya masuk kategori romantis. Kenapa demikian? Karena dia tercipta untuk saya, dan saya orangnya ndableg, tidak romantis sama sekali. Saya sudah belajar banyak dari suami saya, tapi sampe kemarin malam pun saya masih saja dapat stempel “istri tidak romantis” dari tetangga kesayangan saya :)

Jadi, jangan disalahkan kalau suami anda tidak romantis. Itu bisa jadi karena anda ini sudah termasuk orang yang romantis, jadi diberi pasangan yang kurang bisa beromantis2 ria. Justru tugas anda adalah mengajarinya. Dan kalau diingat-ingat lagi ya,… romantis itu hanya salah satu dari sekian baaaaaaanyak sifat baik dari pasangan hidup kita. Kalaupun dia tidak romantis, saya yakin pasti banyak hal-hal baik yang perlu kita syukuri dari pasangan.

So, bapak-bapak, ibu-ibu (terutama)… Yuk, mencintai dan menyayangi pasangan apa adanya. Romantis ga romantis, kategori itu kita sendiri yang membuat definisinya, kita sendiri yang membuat batasannya. Romantis ga romantis, dia adalah belahan jiwa kita. Kita anggap saja segala sikap baiknya adalah bukti keromantisan. Tapi bila ternyata kebetulan pasangan anda tipenya kaku kayak robot, ya sudah itu namanya nasib. Sudah terlanjur kontrak seumur hidup, mau apa lagi. Jadi ya terima saja :)

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun