Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Pembangunan Gereja Katolik ST.Hilaria Stasi Batudongkol (Sidikalang)

29 April 2012   18:32 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:57 693 0

SEJARAH SINGKAT STASI

Sejarah Stasi “St. Hilaria” Batudongkol cukup unik. Pada awalnya, di Batudongkol belum ada gereja Katolik maupun Protestan (seperti yang kita kenal saat ini). Umat beribadat di gereja yang dikenal dengan nama Huria Cending Batak (HCB).

Pada 1950, Huria Cending Batak ini pecah seiring masuknya Gereja Katolik dan Protestan. Anggota jemaat HCB ini bergabung ke Gereja Katolik dan Protestan. Peribadatan dilaksanakan di rumah umat secara bergilir selama dua tahun. Pada 1953, umat berinisiatif untuk mendirikan gereja yang bentuknya sangat sederhana yang disebut Gereja Darurat. Bahan gereja sangat sederhana, yakni: tiang dari kayu bulat, atap lalang, dinding papan dan lantai tanah. Gereja ini dapat berdiri berkat partisipasi umat sendiri lewat gotong-royong. Gereja didirikan di atas tanah hibah dari Raja Huta-Marga Simamora, yang diberikan dengan tulus ikhlas.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun