Jika kita ingin menarik banyak uang ke dalam hidup kita, maka kita mesti menyadari bahwa uang adalah sebuah kaca pembesar. Kaca pembesar yang akan memperjelas sifat kebiasaan kita, apakah itu positif atau negative, apakah baik atau buruk.
Jika kita cemas mengenai uang. Kita akan terus cemas tentang uang yang baru kita peroleh. Jika  kita seorang yang pesimistis, kita akan menemukan diri kita dikelilingi orang-orang yang iri akan kekayaan kita. Jika  kita orang yang murah hati, kita akan melihat kekayaan sebagai kesempatan untuk memberi lebih banyak lagi.  Oleh karena itu, kita harus cukup kuat untuk berdiri di bawah kaca pembesar itu atau kita akan terbakar di bawahnya.
Jika kita mengatakan, “saya ingin menjadi miliuner“  maka pertama-tama kita harus menanyakan pada diri sendiri terlebih dahulu, apakah kita sudah siap menghadapi tantangan-tantangan yang dihadapi seorang miliuner ? Karena selalu ada harga yang harus dibayar.
Diperlukan orang yang lebih besar, bukan yang lebih baik, untuk menghasilkan Rp.10.000.000.000,- per bulan daripada Rp.10.000.000,- per bulan. Seperti segala sesuatu di dunia ini, kita tidak bisa lepas dari Hukum Polaritas atau dualitas. Tidak bisa ada terang tanpa gelap. Tidak bisa ada uang tanpa tanggung jawab. Coba pikirkan : Siapa yang mempunyai lebih banyak real estate ? Anda atau Abu Rizal Bakrie ? Siapa yangn mempunyai lebih banyak masalah pajak, lebih banyak persoalan karyawan, lebih banyak urusan dengan Pemerintah – Anda atau Abu Rizal Bakrie ?
Menciptakan dan memelihara kekayaan keuangan berarti bahwa kita harus bersedia mengambil resiko, mengambil tindakan yang sangat besar, dan mengejar setiap rincian. Diperlukan kekuatan dan tanggung jawab untuk melakukan semua itu, dan tidak setiap orang siap untuk menghadapi tantangan itu. Kita juga harus mempunyai keberanian yang sangat besar karena uang selalu mendatangkan berbagai isu dan masalah.
Keberuntungan berpihak pada orang yang berani.