Pada batu kubur leluhur ia merenda waktu. Berselonjor di bawah awan yang ranum. Senja memeluknya dalam balutan jingga. Kakinya yang kecil di kibas-kibas. Ia menanti senja yang melindap sabana-sabana sunyi. Memotret senja dengan bola mata saganya. Sesekali bersenda gurau bersama semilir angin dari celah-celah karang pulau.
KEMBALI KE ARTIKEL