Kemarian aku jadi anak bawang, hari ini juga, esok kuyakin, aku 'kan jadi anak bawang lagi. Hidup ini memang tidak adil, mengapa si parjo lebih beruntung. Apalagi si Dirman. Ia selalu jadi yang utama, padahal aku lebih hebat darinya. Apa mungkin Tuhan tidak peduli atau mungkin, Ia lupa. Kalau Ia lupa untuk apa aku diciptakan. Dulu saat SD, aku selalu jadi anak bawang, SMP pun begitu apalagi saat SMA. Barangkali aku terlalu bodoh, lemahatau mungkin Tuhan mempermainkanku agar kutahu Ia bukan tipe orang yang selalu serius seperti cerita para guru agama saat di SD dulu.
KEMBALI KE ARTIKEL