Entah gelitanya yang tebar pesona ataukah aku yang terikat padanya.
Sungguh ia menyusup melalui sela-sela iris.
Ia memberi gundah, letih dan perih.
Tetapi juga menawarkan harsa abadi agar berjalan senada.
Sandyakala itu indah ketika saatnya, bukan?
Lalu bagaimana dengan gelita surya yang tenggelam?
Yang selalu berhasil menarik garis simpul di bibir,
Memikat atensi retina,
Memeluk erat raga dan isinya.
Memberi nyaman pada jiwa.
Ku pastikan takkan tergantikan.
Kala arunika membelai lembut
Kala bagaskara melambai
Kala shashi menggidung merdu.
Ingatlah!
Asmaraloka ku akan selalu tentangmu saat gelitamu bermandikan cahaya starla.