Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

9 Juli, Menang Siapa, Prabowo atau Jokowi

27 Juni 2014   05:55 Diperbarui: 18 Juni 2015   08:41 148 1
Pemilihan presiden hanya tinggal 12 hari lagi, namun prediksi oleh beberapa survei telah mewarnainya, siapa unggul dan siapa yang  kalah, bila pemilihan dilaksananakn pada saat kini. Memang hasil survei ini hanya sebagai pembanding saja tergantung dari sudut mana kita menilainya. Bila pendukung Prabowo dalam survei ini dinyatakan menang maka disebut survei ini obyektip, dan bila hasilnya dinyatakan kalah maka survei tersebut adalah pesanan. Anggapan dan penilaian ini berlaku juga bagi dikubu Jokowi. Untuk itu pada kesempatan ini kita mencoba menilai berdasarkan fakta dan kenyataan  dari hasil semua survei yang telah diumumkan selama ini.

Ada 11 pembuat survei untuk memprediksi kemenangan dan kekalahan pemilihan presiden bila dilakukan pada saat ini. Mereka itu adalah LSI, SSSG, PC, CN, AR, PTI, IB, Kompas, LIPI, PDB dan LSN. Dari 11 pembuat survei ini sebanyak 9 survei selalu dimenangkan oleh Jokowi sedang 2 lainnya yakni PDB dan LSN memenangkan Prabowo.

Ke 9 pembuat survei yang memenangkan Jokowi tak dapat disangkal ada pembuat survei profesional seperti Kompas, SSSG, LIPI dan IB. Mereka semua melakukan tugas survei didedikasikan pada kebenaran berdasarkan metode ilmiah yang dimilikinya dan tentu menjauhkan diri dari prasangka apalagi melacurkan diri.

Terlihat dari survei yang mereka umumkan bahwa ada tren kenaikan pada elektabilitas Prabowo, namun tetap saja elektabilitas Jokowi lebih unggul, denga perbedaan sekitar 6 sampai dengan 1o %, atau rata-rata 8 %.

Mengingat tanggal mainnya sudah dekat sekitar 12 hari lagi, maka sangatlah sulit Prabowo akan melampaui Jokowi  walaupun trennya dikatakan naik. Pada ujung kompetisi ini pemilih sudah mulai jenuh untuk hatinya terbelah lalu menyebrang ketempat lain. Mereka sudah mantap memilih pilihannya dan untuk itu sulit pula untuk dipengaruhi.

Catatan pada survei-survei tersebut bahwa Prabowo didukung oleh kelas menengah keatas dan terpelajar sedangkan Jokowi "hanya" didukung oleh kalangan bawa dan bodoh tak terpelajar. Namun bila kita menggambar sebuah piramida maka jelas tergambar kekuatan terbanyak ada pada bagian bawanya, semakin tinggi semakin berkurang pemilihnya. Dengan satu orang satu suara jelas bahwa kekuatan Jokowilah yang lebih banyak didukung oleh rakyat paling bawa dari piramida tersebut dan tentu akan  menang.

Kalaupun ada yang bisa mempengaruhi  pada perbedaan rata-rata 8 % tersebut, katakanlah 95 % dari 8 % ini tergiur dengan iming-iming duit pada serangan fajar nanti, tetap saja Jokowi akan keluar sebagai pemenang dengan prosentase 50,01 %, artinya menang tipis diatas 50 % sebagai syarat terpilihnya  menjadi presiden. Masalahnya pada kondisi ini apakah kubu Jokowi hanya berpangku tangan saja, tentu mereka akan berusaha melebihi dari kebagian 5 %  dari perbedaan rata-rata 8 %  tadi.

Analisis sederhana diatas ini adalah kemungkinan yang paling buruk dan perhitungan yang paling pahit buat kubu Jokowi, namun yang terpenting bagi mereka adalah menang diatas 50 % tak peduli menang tebal ataupun tipis.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun