Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Didorong dan Terdorong dan Bertindak

29 Mei 2013   14:33 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:51 85 0

Awal percakapan dapat membuat seseorang Terdorong dan didorong dan bertindak dalam melakukan hal yang di cerita setiap kita meletakkan rasa empati (sense of empathy) ketika berbicara dan berdiskusi, salah satu Pengalaman Mentor Saya Didorong untuk membangun sekolah untuk kaum Marjinal oleh seorang yang Bernama Mr. Chouw Dari Korea yang mendorong Pdt. Budiyanto Tan sehingga Ia mampu dan menyanggupkan untuk membangunnya di awal tahun 2009 sampai saat ini, namun tak seindah yang dibayangkan, karena mr. Chouw yang men sponsori sekolah ini mengalami juga suatu goncangan finansial untuk mendanai sekolah ini,setelah 2 tahun dan didanai pribadi sekarang oleh Pdt. Budi sendiri. Terdorongannya beliau bukan sekedar sesaat namun di seriusi beliau untuk terus berkonstribusi dengan maksimal dengan apa yang Ia punya, walaupun beliau bukan Pelaku Bisnis hanya Hamba Tuhan, Hidup dengan Iman dan iman yang menghidupkan beliau hingga dititik krisis pun ia berusaha melakukannya, bukan mainstream yang banyak dilakukan hingga banyak yang gagal juga dan menyalahi pemerintah.dan saya teringat ada seorang public speaker ternama Indonesia Berkata, “Jangan Hanya menyalahkan pemerintah tidak berbuat apa-apa untuk Anda, Namun Anda lah yang harus berbuat bagi bangsa Ini” saya berpikir ulang ketika percakapan saya berlangsung bahwa Beliau orang yang tak pernah bergantung sedikitpun kepada Manusia namun Bergantung Kepada Tuhan karena ia mempunayi iman.mungkin kedengaran sedikit sedikit naiv, namun setiap orang percaya sesuatu pasti dimulai dari iman barulah element-element lain dimasukkan. Beliau mengalami Turbulensi yang luar biasa dalam menjalankan sekolah untuk mencerdaskan anak-anak generasi emas,bukan hanya di akademik,namun cerdas secara moral agama dan kehidupan. Terdorongnya ia sampai saat ini dilakukan dengan konsisten dan bertindak lebih serius dalam mengkonstribusikan hidupnya untuk anak-anak bangsa dan Tuhan, membayar harga untuk panggilan jiwanya, tidak mudah dilakukan seseorang yang tidak berpendapatan wow,namun orang yang mulia dan dermawan bukan orang yang memberi dengan kemampuannya namun bagaimana ia tetap memberi didalam kekurangannya, ini lah yang dilakukan ia dan luar biasanya ia tidak pernh merasa kekurangan namun merasa terus diberkati dalam setiap kehidupannya. Walaupun pada saat ini ia sebagai single fighter dalam melakukan ini, namun kalau sudah panggilan tidak ada kata kecewa yang saya tangkap dari beliau namun tanggung jawab atas apa yang diambil. Prinsip luar biasa ia saya lihat di waktu susahnya ia tak pernah sedikitpun menangisi hal itu namun tersenyum dan bersyukur dari apa yang saya tangkap dalam percakapan. Inilah menurut saya hal yang banyak harus diteladani. Mungkin saya dapat menyimpulkan untuk kita semua, Bahwa Mencapai sukses itu bukan berbicara masalah harta,tahta dan materi namun berbicara berapa usaha anda yang telah anda bayarkan untuk hal yang anda lakukan bukan hanya untuk diri anda namun untuk orang sekitar, orang yang sukses bukan orang yang mendapatkan apa yang ia mau,namun apa yang ia mau dan apa yang ia bisa lakukan untuk sekitar.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun