Albert Einstein pernah berkata bahwa ia adalah warga negara dunia. Jadi, bukan citizen negara tertentu saja. Seperti itu pulalah Alfamart bagi negeri ini. Tak hanya kepunyaan kota-kota besar atau wilayah-wilayah tertentu, melainkan milik semua provinsi di Indonesia.
Demikianlah, Alfamart bisa berada di mana-mana. Tak di salah satu kota saja, melainkan juga sampai ke pelosok-pelosok desa. Yang pasti, selalu dekat dengan rumah kita. Itulah Alfamart, yang Indonesia.
Walaupun banyak toko kelontong (mart-mart, kalau boleh menggandakan kata dalam bahasa Inggris) di mana-mana, tetapi pautan mata, hati, dan pikiran kita selalu tertaut pada Alfamart. Meskipun banyak pula "toko impor" dan bertaraf internasional, namun orang-orang lebih memilih Alfamart. Toko berkelas untuk semua kelas.
Apalagi dengan salam khasnya mbak-mbak maupun mas-mas kasir Alfamart yang menapakkan tangan di depan dada, menyapa hangat konsumen yang datang, menciptakan kesan serta suasana ramah tamah. Ucapan, "Silakan datang kembali," juga membuat para konsumen ingin benar-benar kembali masuk, berbelanja di, dan teringat akan Alfamart.
Alfamart pun tak lupa untuk menyejahterakan kehidupan masyarakat dengan banyak membuka lapangan pekerjaan, serta menjalin kerja sama franchise―baik dengan khalayak umum maupun perusahaan lain yang saling menguntungkan, termasuk konsumen bahkan. Mulai dari menawarkan pulsa telepon seluler, melayani pemesanan tiket kereta api, bahkan mungkin sampai menyediakan jasa pembayaran tagihan listrik atau air. Terbuka kemungkinan pula nantinya bagi Alfamart untuk bekerja samadengan semua perusahaan negara.
Pun tak mustahil bila pada masa mendatang Alfamart akan buka cabang di luar negeri yang spesial menjual barang-barang ataupun makanan khas dari Indonesia saja!
Kalau di Amerika, terkenal ada Wal-Mart.
Kalau di Indonesia, tentu ada Alfamart.
A, yang pertama. Alfa, yang awalnya. Alfamart, yang Indonesia.
(Images courtesy of akuinginhijau.*** & chachan7.*********.com)