Mohon tunggu...
KOMENTAR
Olahraga

PSSI Kebut Pembinaan Usia Muda

27 Oktober 2011   10:22 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:26 232 0
JAKARTA – PSSI akan mulai ‘ngebut’ untuk menjalankan salah satu pilar suksesi PSSI, yakni soal pembinaan usia muda. Dengan sejumlah percepatan dan pendataan komputerisasi yang memadai, PSSI ingin memudahkan sejumlah scout untuk menyaring bibit-bibit muda di seluruh pelosok Nusantara.

Caranya, PSSI mulai membangun sistem data base, untuk tiap daerah, dari sejumlah pengurus Cabang (Pengcab), terkait laporan perkembangan pemai usia muda di berbagai daerah yang harus diakomodir Pengcab dan Pengurus Provinsi (Pengprov).

Pendataan pemain ini, nantinya akan memudahkan pelatih timnas di sejumlah usia, untuk memanggil dan menyeleksi pemain dari berbagai daerah di seluruh Tanah Air.

“Kami ingin adanya database pemain dan akan kita akomodasi menurut Timo (Scheunemann) dan pak Bert (Pentury). Langkah ini dilakukan sebagai jaringan pengcab dan pengprov di seluruh Indonesia. Semua itu, agar memudahkan para pelatih mencari pemain sesuai kemauan mereka. Semua data nantinya akan jadi inventaris PSSI,” tandas GH Sutejo, pada acara temu pers di FX, Senayan, Jakarta, Kamis (27/10/2011).

Selain itu, PSSI akan menyiapkan enam akademi resmi di sejumlah daerah, sebagai muara kompetisi di tiap provinsi. Kemudian, dari berbagai seleksi yang dilakukan, satu tim terbaik akan mengikuti seleksi final di Jakarta, untuk masuk di timnas berbagai usia.

“Kita akan persiapkan enam akademi, sebagai muara kompetisi. Jadi, enam akademi itu akan berasal dari enam pengcab, yang akan bersaing lagi untuk masuk akademi Garuda di Jakarta. Jadi, di akademi Garuda itu, hanya akan ada sekitar 40-an pemain terbaik. Tidak lagi seperti yang lalu-lalu, di mana bisa sampai 300-an pemain yang kami seleksi,” ujar Timo Scheunemann, penanggung jawab timnas usia dini.

Program percepatan usia muda ini, sejatinya sudah harus dilaksanakan sejak lama. Akan tetapi, sejak PSSI rezim Nurdin Halid, belum ada yang menjalankannya dengan benar dan teratur.

“Sebetulnya, dengan adanya program ini, kita ingin perbaiki kesalahan masa lalu. Dulu itu, waktu PSSI masih di bawah pak Nurdin Halid, banyak buku-buku tentang pembinaan usia muda, tapi belum ada pelaksanannya,” papar Bob Hippy, Exco PSSI bidang pembinaan usia muda.

“Selain itu, kita juga akan benahi hubungan dengan sejumlah diklat dan Liga Pendidikan Indonesia yang sebelumnya tidak ada sinkronisasi dengan PSSI,” tambah Bob.

Pemerintah yang diwakili Kementerian Pemuda dan Olahraga, juga turut ikut serta dalam program ini, dengan membantu dalam segi dana, melalui APBN dan APBD. Tujuannya, pemerintah ingin membantu progres pembinaan untuk timnas, di turnamen-turnamen internasional ke depannya.

Tak hanya pemain, sejalan dengan program ini, penataran soal pelatih juga akan ikut digalakkan. Karena itulah, PSSI mendatangkan Albertus Domingus Pentury, untuk turut memberi kursus yang khusus, bagaimana melatih pemain-pemain muda.

Tapi, pria yang biasa disapa Om Bert tersebut, mengaku takkan mudah untuk mengubah, apa yang sudah ada di SSB-SSB di Indonesia. Setidaknya, Bert Pentury mengaku butuh waktu lebih dari satu tahun, untuk memperbaiki sistem kepelatihan usia dini.

“Untuk mengubah kepelatihan di sini agar disamakan di Eropa, tak bisa hanya dengan satu tahun. Butuh 4-5 tahun untuk itu. Dan hal itu bukan hal yang mudah. Karena itu, saya juga mengharapkan bantuan penuh dari semua pihak,” tukas pria Belanda berdarah Maluku tersebut.
(fit)

Sumber: Okezone.com

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun