Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Jokowi Memang Berbohong?

20 Oktober 2015   10:34 Diperbarui: 20 Oktober 2015   12:45 220 0
Pada saat kampanye Pilpres 2014 dahulu, Jokowi menjanjikan akan membentuk sebuah Kabinet jika dia terpilih nantinya dengan Kabinet yang ramping terdiri dari para professional sehingga bisa disebut dengan Zaken Kabinet. Kursi Kabinet tidak akan dibagikan kepada para tokoh partai pendukung. Selanjutnya Jokowi berjanji tidak akan menaikkan harga BBM serta memberantas para mafia, dan tidak akan menambah hutang negara. Beberapa janji inilah yang membuat harapan besar dari rakyat kepada Jokowi. Kenyataannya sebaliknya, janji tinggal janji, harapan tinggal harapan. Setelah Jokowi bisa menjadi Presiden, Kabinet Kerja yang dibentuk dengan sangat transaksional bersama para partai pendukung sehingga bukan Kabinet ramping, tapi Kabinet gendut memplesetkan kata professional dengan orang-orang professional partai. Bahkan BBM dicabut subsidinya sehingga harga BBM berbagai jenis menjadi naik cukup tinggi mendekati harga BBM yang dijual SPBU asing yang mengakibatkan dampak domino dimana seluruh harga kebutuhan hidup rakyat Indonesia menjadi sangat mahal. Memang PT. Petral dibubarkan, akan tetapi para tokoh mafia Migas tidak pernah tersentuh, malah mereka masih berkuasa pada beberapa perdagangan BBM untuk kebutuhan Indonesia. Hutang Negara semakin bertambah besar dengan banyaknya pinjaman kepada beberapa Bank Internasional dan malah telah ditanda tangani pinjaman baru yang cukup besar kepada Negara China RRC.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun