Kalimat yang dilontarkan JK sangat banyak yang mengunggahnya di Youtube dan sampai sekarang masih bisa dilihat dan tersebar diberbagai media on-line mainstream. Memang JK sudah melakukan penjelasan terhadap pernyataannya itu, akan tetapi penjelasannya hanya berupa pembenaran saja.
Tanda-tanda kebenaran atas ucapan JK tersebut adalah :
Dalam bidang Ekonomi dan Perdagangan :
1. Telah terjadi penurunan kemampuan ekonomi nasional yang ditandai dengan melemahnya nilai rupiah dalam waktu yang cukup lama, serta kemampuan ekspor nasional dalam tata niaga perdagangan kita yang juga semakin menurun,
2. Dilepaskannya subsidi BBM (Premium dan Solar) sehingga harga Premium dan Solar akan sama dengan harga Internasional menuruti gejolak naik-turunnya harga minyak mentah dunia. Akan terjadi harga BBM yang biasanya di subsidi Pemerintah didalam negeri, harganya bisa mencapai harga melebihi Rp.11.000,-/liter,
3. Kenaikan harga beras yang melambung tinggi serta tertinggi dalam sejarah perberasan Nasional yaitu harga beras mencapai rataan Rp.11.000,-/Kg,
4. Kenaikan berbagai bahan baku industri kecil dan menengah sebagai dampak menurunnya nilai rupiah terhadap beberapa mata uang asing penting lainnya,
5. Masih mahalnya harga pupuk bersubsidi dimasyarakat, sebagai dampak adanya manipulasi karung bersubsidi menjadi karung komersial. Disamping harga pupuk mahal, barangnya susah didapat,
6. Semakin memberatnya beban kehidupan seluruh rakyat Indonesia atas kegagalan menangani bidang ekonomi dan perdagangan dan semua menjadi ekonomi berbiaya tinggi,
7. Lemahnya daya saing berbagai produk industri Nasional, terhadap harga produksi Internasional.
Dalam bidang Politik :
1. Terjadinya perpecahan beberapa Partai politik seperti PPP dan Golkar dan perpecahan tersebut dikonspirasi oleh Pemerintah sendiri dengan cara Menkumham mendahului pengesahan partai yang memihak KIH daripada keputusan proses Pengadilan yang sedang menjalani proses Peradilan oleh salah satu kubu partai,
2. Tidak kondusifnya DPR-RI dengan adanya tarik menarik kubu KIH dan KMP yang semuanya hanya untuk kepentingan kelompok dan bukan untuk kepentingan seluruh rakyat,
3. Banyaknya gagasan Jokowi yang mengundang kekaguman sesaat ketika kampanye Capres, yang tidak bisa dipenuhi dan tidak bisa dilaksanakan sampai sekarang dan hal ini menjadi ketidak pastian masa depan dari seluruh rakyat,
4. Lambannya Pemerintah untuk bisa memutuskan kepemimpinan sebuah Institusi Kepolisian dan solusinya penuh dengan keraguan yang tinggi dan ini akan berdampak kepada keraguan public terhadap bagaimana keputusan pada bidang lainnya yang lebih penting dampak dan pengaruhnya kepada kehidupan seluruh rakyat,
Dalam bidang Sosial :
1. Banyaknya permasalahan dalam pembagian kebutuhan rakyat miskin yang kondisi kualitasnya semakin memburuk dengan permasalahan baru yang muncul lebih buruk dari permasalahan masa lalu,
2. Pembagian berbagai jenis kartu yang diberikan oleh Jokowi kepada rakyat miskin, tidak mendapatkan dukungan dari berbagai lembaga instansi kesehatan, serta memunculkan berbagai permasalahan baru lainnya,
3. Pemberian berbagai jenis kartu sosial, adalah merupakan penghinaan Pemerintah kepada mayoritas rakyat miskin, karena untuk merealisasikannya rakyat harus bersusah payah antri panjang layaknya seperti zaman penjajahan Indonesia belum merdeka,
4. Banyaknya fasilitas infrastruktur, sarana prasarana jalan raya yang kualitasnya sangat buruk serta berlubang banyak sehingga menimbulkan kemacetan yang luar biasa,
5. Terjadi diseluruh perkotaan besar, kemacetan diberbagai jalan selalu terjadi, sehingga akan menambah mahalnya biaya transportasi masyarakat,
6. Terjadi di berbagai daerah dan kota besar, tidak baiknya sanitasi perkotaan sehingga jika hujan deras menerpa, selalu terjadi banjir besar yang menghambat aktifitas masyarakat.
Dari butir diatas, memang perkataan JK akan mejadi kenyataan, apabila situasi dan kondisi ini dibiarkan berlangsung, akan berdampak kepada penderitaan yang lebih parah bisa terjadi didalam kehidupan seluruh rakyat Indonesia. Lalu apa yang harus segera dilakukan oleh seluruh rakyat Indonesia agar terhindar dari kenyataan kesulitan hidup yang lebih parah lagi ? (Francius Matu)