Lo kok?
Barangkali Anda sudah membaca berita di Kompas online tentang pengiriman beberapa kepala daerah di Indonesia untuk belajar di Harvard University. Sejumlah 19 kepala daerah (bupati/walikota) beserta 19 kepala Bappeda dari berbagai daerah di Indonesia telah berada di Boston untuk mengikuti pendidikan di Harvard Kennedy School of Government. Nah, bersama mereka inilah saya akan makan malam dalam.. 20 menit dari sekarang.
Menurut website Ash Center for Democratic Governance and Innovation, program yang diberi nama "Transforming Leaders in Indonesia" adalah program pendidikan eksekutif yang akan berlangsung selama empat minggu; satu minggu pertama dijalani di Jakarta dan sisanya di Boston dan berbagai tempat di Amerika Serikat. Program ini didesain untuk memberikan kepala daerahyang baru terpilih, yang pada umumnya tidak memiliki latar belakang pemerintahan, dengan berbagai pondasi dan keahlian penting dalam pemerintahan. Program ini dibiayai bersama oleh Kemendagri dan Harvard Kennedy School, atas sponsor dari Yayasan Rajawali.
Ya, saya setuju sekali kalau para kepala daerah yang baru dibekali dengan governance skill yang memadai, paling tidak dasar-dasar yang memadai. Ya, saya setuju Harvard adalah tempat terbaik untuk memberikan dasar-dasar itu. Yang membuat saya was-was, pengalaman saya menunjukkan bahwa untuk mampu belajar di Harvard juga memerlukan kualifikasi tersendiri, yang mungkin tidak termasuk dalam kualifikasi pemilihan kepala daerah. Sebut saja kemampuan berbahasa Inggris. Saya berharap, dalam 15 menit ke depan saya akan bertemu dengan pejabat-pejabat yang siap untuk belajar di tempat sekaliber Harvard University dan tidak membuat kita semua malu (terutama kita yang belajar di Harvard). We'll see...
Oya, di luar kewas-wasan saya, otak mahasiswa saya tentu masih bekerja: makan gratis!!! :)
Panji - dari Lamont Library, Harvard University