E. sakazakii adalah nama bakteri. Belum banyak yang diketahui habitat alami bakteri ini, namun bakteri ini dapat ditemukan di dalam saluran pencernaan dan juga di lingkungan, baik di lingkungan sekitar pabrik susu, rumah sakit, tempat perawatan bayi maupun di sekitar rumah tangga.
2. Apakah E. sakazakii dapat menyebabkan penyakit?
Ya. Walaupun kasus infeksi yang dilaporkan tidak banyak, bakteri ini dapat menimbulkan sakit berat dan kematian. Kebanyakan kasus yang dilaporkan adalah kasus pada bayi, terutama bayi lahir prematur dan bayi dengan berat badan lahir rendah.
3. Wajarkah ada E. sakazakii di dalam susu formula?
Ya dan tidak. Bakteri ini dapat menyebabkan penyakit, sehingga sebaiknya memang tidak berada di dalam produk makanan. Namun, di lain pihak, standar pembuatan susu formula (teknologi yang sekarang digunakan) tidak menghasilkan susu formula (bubuk) menjadi produk yang steril.
4. Bagaimana E. sakazakii bisa masuk ke dalam susu formula?
Karena susu formula melalui proses pasteurisasi (yang akan membunuh E. sakazakii), bakteri ini dapat mengkontaminasi produk susu pada saat pencampuran bahan di pabrik (pasca pasteurisasi), saat pengepakan atau pada saat konsumen mempersiapkan susu.
5. Apakah pencemaran susu formula oleh E. sakazakii hanya terjadi di Indonesia?
Tidak. Pencemaran serupa telah dilaporkan dari berbagai negara: Brazil, Sisilia, Amerika, dan Malaysia adalah beberapa negara yang saya ketahui pernah melaporkan pencemaran serupa. Saya pikir kontaminasi ini terjadi di mana-mana karena standar yang diterapkan dalam pembuatan susu formula adalah sama.
6. Bagaimana dengan produk makanan yang lain?
Bakteri ini pernah teridentifikasi di produk makanan selain susu formula, namun sejauh ini hanya kontaminasi susu formula yang berkaitan dengan terjadinya infeksi. Kemungkinan ini ada kaitannya dengan usia konsumen (makanan lain dikonsumsi oleh konsumen yang daya tahan tubuhnya lebih baik dari bayi yang mengkonsumsi susu formula).
7. Lalu bagaimana mengurangi risiko kontaminasi?
Konsumen harus selalu ingat bahwa susu formula bukanlah produk yang steril. Sayangnya, sebenarnya saat ini belum ada cara ampuh 'membersihkan' susu formula dari kontaminasi, yang bisa konsumen lakukan untuk memperkecil kemungkinan kontaminasi saat mempersiapkan susu formula adalah:
* Jaga kebersihan, baik botol maupun tangan, pada saat mempersiapkan susu formula.
* Menyimpan susu formula di dalam kemasan yang tertutup rapat.
* Tidak membuat larutan susu formula dalam jumlah banyak sekaligus.
* Tidak menyimpan larutan susu untuk waktu yang terlalu lama sebelum diberikan kepada bayi, baik di dalam maupun di luar kulkas.
* Disarankan melarutkan susu formula menggunakan air panas (>70C), namun penggunaan air mendidih (>100C) untuk melarutkan susu formula dapat mengubah kandungan gizi.
* Jika Anda bisa, ASI tetap pilihan yang terbaik.
8. Bagaimana dengan produk yang terkontaminasi dari pabrik?
Saya pikir pemerintah bertanggung jawab untuk memastikan kesehatan masyarakatnya dengan mengumumkan produk yang tercemar dan memerintahkan pabrik terkait untuk memanggil produk tercemar tersebut dari pasaran. Setidaknya hal ini harus ditegakkan mulai sekarang. Tapi saya pribadi tidak melihat relevansi mengungkapkan kontaminasi yang terdeteksi 5 tahun yang lalu untuk anggota masyarakat (kecuali Anda masih menyimpan produk buatan 5 tahun yang lalu di lemari Anda!). Yang paling penting, pemerintah harus dapat mengkomunikasikan keadaan terkini dari kebersihan produk susu dan meyakinkan masyarakat mengenai aman tidaknya memberikan susu formula kepada masa depan bangsa Indonesia. Dan saya harap pemerintah bertindak jujur dan profesional.
***
www.demamberdarah.info