Dinamika politik kontemporer Jakarta menunjukkan fenomena menarik dalam penggunaan identitas budaya sebagai instrumen kampanye. Pilkada Jakarta 2024 menghadirkan strategi kampanye yang menonjolkan penggunaan elemen budaya Betawi, khususnya melalui iklan "Kagak Ribet Dah" dari pasangan Pramono-Rano. Fenomena ini merefleksikan pergeseran paradigma dalam komunikasi politik yang semakin mengedepankan pendekatan kultural.
Budaya Betawi, sebagai identitas asli Jakarta, memiliki posisi strategis dalam membentuk narasi politik. Penggunaan bahasa, simbol, dan nilai-nilai Betawi dalam kampanye politik bukan sekadar strategi pemasaran, melainkan upaya membangun legitimasi kultural dan kedekatan dengan pemilih. Iklan "Kagak Ribet Dah" merepresentasikan pertemuan antara tradisi Betawi dengan modernitas politik Jakarta.
KEMBALI KE ARTIKEL