diambil dan dibagikan dagingnya oleh penduduk suatu kampung. Tidak ada yang berisik ketika mulanya kecuali suara batuk
para penduduk yang sedang asyik dan serius menguliti sapi itu. Tentu karena dagingnya masih banyak. Menjelang akhir, ketika hanya
sisa tulang dan bagian jeroan, sudah mulai terdengar suara-suara protes. Semula cuman terdengar suara seorang dan akhirnya
ramai. Karena keributan terjadi menjelang akhir, maka sudah tidak ketahuan lagi siapa
telah mengambil apa. Bahkan kepala sapi itu sudah hilang pada detik-detik pertama. Ketika timbul masalah maka penatua-penatua kampung lalu mengumpulkan warga untuk membahas mengenai masalah sapi tersebut.
Ternyata semula masalah yang dibahas adalah mengenai siapa mendapat apa kemudia berubah menjadi mengapa sapinya dipotong
Dan bukannya dibiarkan hidup sampai beratnya bertambah lalu dijual. Uang hasil penjualan
Dapat digunakan untuk kepentingan bersama penduduk desa.
Yang mendapat bagian kepala sapi karena kekenyangan tidur dan sering tidak mengahadiri rapat dikampung membahas sapi
Tersebut. Sedangkan yg tidak mendapat apa-apa kelihatan paling vokal mencaritahu sebab musabab sapi ini dipotong, siapa
yang memutuskannya, siapa yg pertama2 memotongnya dan seterusnya. Namun mereka kewalahan karena
Kehilangan jejak pembagian daging siapa mendapat apa sejumlahg berapa kilo daging. Karena seperti daging yang
Dimasukkan dalam kolam Ikan piranha dalam sekejap potongnan daging tersebut tinggal tulang. Kelompok yang merasa tidak menikmati ini
Lalu melakukan pemeriksaan dengan cara saksama n dalam tempo yang penuh napsu,semua isi periuk dan kuali penduduk yang diduga mendapatkan aliran daging sapi ini.
Menurut mereka tindakan memotong sapi telah merugikan seluruh warga desa.
Sapi itu sudah tidak ada, namun rapat-rapat yang membahas sapi kerap dan tak kunjung usai diselenggarakan penduduk desa. Mereka saling menuduh dan menghakimi
Mengapa sapi itu diputuskan dipotong. Sapi itu akhirnya direkonstruksi lagi dalam bayangan mereka dan ramai mereka
Membicarakan sesuatu yang telah "punah" dan telah disembunyikan rapat-rapat entah oleh siapa. Mereka menghabiskan jam-jam kerja untuk
Membahas sesuatu yang tidak ada. Sementara ada kelompok lain yang diam-diam telah menyusun rencana baru untuk memotong sapi baru berikutnya. Kali ini lebih dari satu.....apakah nanti
terdengar lagi penjelasan "saya tak ada dikampung ketika itu" dan "saya tidak diberitahu ketika itu" ???? Anda tahu (:.
Rapat-rapat membahas sapi itupun usai sudah. seorang penduduk kampung berujar "kita sudah kehilangan sapi telah juga kehilangan uang utk makan dan minum selama rapat-rapat kampung tengah malam.
Kebun-kebun kita sudah banyak ditumbuhi semak, ternak-ternak kita tak terawat, banyak warga kehilangan harta bendanya karena
asyik mengikuti telenovela rapat membahas sapi yang kerap hadir dengan guyon dan kejadian yang dibuat dan dikemas menarik.
Sapi itu telah hilang, tertinggal rasa curiga diantara penduduk kampung, namun rasa curiga itu kian tak berarti lagi ketika isu dan topik
Sapi karena kerap dibahas menjadi sangat membosankan, mubazir dan akhirnya tidak menarik lagi untuk dibahas.