Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Tunjukkan Batang Hidungmu!

7 September 2012   17:09 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:47 381 27
Aku tak bermaksud apa-apa,
maksudku cuma satu,
jangan pernah kau malu;
tunjukkan batang hidungmu:

atau kau punya batang yang  lain?

Berkali sudah kuupayakan,
berkata dengan sopan,
bertulis dengan elegan,
komentarpun ku tak sembarangan:

bagai monyet pamer "ituan".

O, tunjukkan batang hidungmu,
jangan kau lempar batu,
lalu genggam kemaluanmu [sifat malu],
onak di kawan, enak dikau muntahkan:

dhewekkan ... (sendirian).

O, tunjukkan batang hidungmu,
andai hidupmu tak sebatas pagar,
bersanaklah, bermartabatlah;
lihat kiri - lihat kananmu:

dunia ini berputar, kawan!

Kancingkan baju - celanamu rapat,
umbar syahwat tiada dapat,
tak ubah hidup nikmat sesaat,
BEJAT, itulah yang didapat:

plus umpat tiada kendhat!*)

O, kau sundal jalanan,
mengelana mencari mangsa,
kantong celanamu penuh uang rampasan,
rakyat jelata topang derita:

mereka itu nestapa!

Cingcong mulutmu bak madu,
manis membius kalbu,
tapi pahit jatuh di laku,
karena katamu - sebatas celana:

kotor - cuci, kering - pakai lagi!

Andai matamu buta,
kau punya telinga,
andai telingamu tuli,
kau punya cita rasa:

ataukah kau seperti KERBAU, plonga-plongo**)?

O, tunjukkan batang hidungmu,
sebelum harapku kian menipis,
menepis yang kian habis,
menapis yang tak teriris,
aku sudah miris!

Mungkin juga, aku HABIS!

-------------------------------------------------------

*) kendhat (Jw):  tiada henti, terus menerus!
**) plonga-plongo (Jw):  goblok,  bodoh, tolol,  'oon'.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun