Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Ya, aku memang ka...fir

8 Agustus 2012   17:46 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:04 638 29
Tulisan, ketika "uap mulut" tercium  jengkol.
*) Catatan suatu pagi ketika naik angkutan dalam negeri.
--------------------------------------------------------------------------


Kau tulis aku manusia kafir,
sehingga bagimu, aku harus kau musnahkan.
Aku diluluh-lantakkan, ya... silakan.
Hanya karena kumisku  bagai paku, menembus batas sandiwaramu akan kedamaian.
Menggelitik cinta usilmu akan "istri temanku", kau kafirkan aku.

Oh, kelewatan!

Hanya karena mulutku mengatakan  ketulusan,
kau buahkan kutukan,
aku bak setan.

Oh, keterlaluan.

Manakah batas kekafiran yang tuntas, nan jelas?
Aku cuma merasa,
apapun milikmu,  itu kemuliaanmu. Pakailah!
Sejelek apapun pakaianku, itulah miliku.
Kutak hina!

Antara kepemilikan hidup,
perjalanan hidup,
adalah proses bersama.

Terkecuali jika kau ingin hidup sendiri,
di bumi pertiwi,
tanpa kendali, bak lelaki ingin kawin lagi...lagi dan lagi, silakan.
Itukah yang kau mau?

Ya, aku memang ka...fir,
kafir  -- sebatas hidupku --  yang tak pandai bersyukur dan berpikir!

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun