"Wao, petinggi NKN, negaramu bagus. Bersih aman, tentram, tak ada musibah, rakyatmu rukun, beribadat dengan damai...." Sang Tamu (ST) memuja petinggi NKN.
Tapi.....semenit kemudian, para dayang Sang Tamu mendekat,
"Bapak, mari kita segera pergi dari negeri ini, alasannya sederhana:
sewaktu Nyonya salaman tadi, ada yang tidak pas dengan "cara bersalaman ala manusia berallah", ini nanti akan menjadi perbincangan dinegara kita,
lalu.... disebelah barat negeri ini sedang tertimpa 'SUKNAMI', suatu 'penyakit alam', yakni air laut yang mengangkangi bumi....
Lebih dari itu, disebalah selatan negeri ini ada 'PAYUDARA' memuntahkan susu panas, sehingga umat manusia yang biasa menyusunya mati kepanasan... disebelah timur ada tanah cair - yang tak mampu menahan air hujan. Air bercampur tanah keruh itu mlorot menerobos kampung.... banyak korban, Pak"
"Ah, tapi para penggawa NKN ini gemuk-gemuk, senyam-senyum terus. Sepertinya mereka tak menderita. Dan kudengar ada yang setudi banding, ada jalan-jalan kenegara tetangga, ada yang kunjungan daerah.... Bahkan saya dengar ada masih bisa berbicara cas-cus, saleh tapi nggak becus". Kata sang Tamu.
"Oh, Pak. Itu semua sudah ada aturannya". Kata dayang sang Tamu....
"Oh gitu. Semua sudah ada aturannya? Yah, baguslah......Kalau begitu, bersibukrialah membicarakan aturan". Kata Sang Tamu menyindir dan bersiap pergi. Ia takut terkena aturan ......