Serombongan ikan itu sudah kelepek-kelepek ketika kulihat terpapar di pinggir pantai. Mungkin ombak yang besar telah mendamparkannya ke pantai luas ini. Atau ada manusia iseng, yang sengaja mau menggaringkan ikan itu di pantai. Memang, sebagian besar malah ada yang membakarnya, beberapa waktu lalu.... Luluh lantak.
Setahuku, manusia usil selalu ada di mana-mana. Usil karena mau mengaktualisasikan diri (nggak tahu kata yang pas, tanya mang Bain, mister guru), misalnya dengan coret-coret dinding, usil sengaja mencari perhatian ... atau sengaja memancing situasi. Memancing situasi yang sudah "tentram" dibuat gaduh, supaya kelihatan ....bahwa ia ada. Atau usil supaya kelihatan bahwa punya tangan jahil. Dan lain sebagainya....
Kini ikan yang sudah setangah 'pingsan' itu tinggal menunggu waktu. Para nelayan itu sudah membawa jaring masing-masing, bahkan ada yang membawa tangguk andaikan ikan itul masih mau kembali ke laut. Ada juga yang membawa pentung, golok terhunus untuk membunuh ikan yang pecicilan. Seolah laut luas itu hanya milik nelayan semata.
Para nelayan itu nggak sadar, kalau laut juga milik si batu karang, milik si terumbu, milik si kerang...bahkan "kutu lautpun" merasa memilikinya.