Mohon tunggu...
KOMENTAR
Analisis

Teori Psikososial Erik Erikson

19 Januari 2025   13:51 Diperbarui: 19 Januari 2025   13:51 17 0
Psikososial adalah aspek yang berkaitan dengan kesehatan mental, pikiran, dan perilaku seseorang terhadap tuntutan sosial. Secara umum, psikososial dapat berkembang mulai dari masa kanak-kanak hingga lanjut usia. Untuk mengenal tahapan perkembangan psikososial serta berbagai faktor yang dapat memengaruhinya, mari simak ulasan berikut ini sampai tuntas.
Apa itu Psikososial?
   Psikososial adalah istilah yang mengacu pada hubungan pikiran, perilaku, dan kesehatan mental seseorang terhadap kebutuhan atau tuntutan kehidupan sosial. Istilah psikososial ini mulai dipopulerkan oleh seorang psikolog berkebangsaan Jerman-Amerika Serikat, Erik Erikson pada tahun 1950. Erik Erikson mengembangkan teori ini berdasarkan teori psikoanalisis dari Sigmund Freud.

Menurut Erik Erikson, kepribadian manusia dapat berkembang melalui beberapa tahap, mulai dari bayi hingga lanjut usia. Pada setiap tahapnya, akan terjadi dua aspek bertentangan yang bisa berdampak positif maupun negatif terhadap perkembangan kepribadian seseorang.
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Perkembangan Psikososial
Secara umum, perkembangan psikososial adalah teori yang menjelaskan bahwa terdapat dua faktor atau elemen yang memengaruhi kepribadian seseorang. Adapun dua faktor yang turut memengaruhi tahapan perkembangan psikososial adalah sebagai berikut.
A. Konflik
Di setiap tahapnya, akan ada konflik berbeda yang terjadi dan dapat memengaruhi kepribadian dan kehidupan seseorang. Jika berhasil mengatasi konflik ini, seseorang dapat menjadi individu yang lebih kuat secara mental. Namun, apabila gagal menangani konflik, seseorang mungkin tidak dapat mengembangkan keterampilan sosial yang kuat.
B. Pengembangan Identitas Ego
 Faktor ini berkaitan dengan kesadaran diri yang dikembangkan melalui interaksi sosial. Menurut teori psikososial, identitas ego setiap manusia dapat terus berubah karena adanya informasi baru dan pengalaman dari interaksi sehari-hari dengan orang lain.

Tahapan Perkembangan Psikososial menurut Erik Erikson
Seperti yang telah dijelaskan di atas, proses perkembangan psikososial pada manusia akan terjadi melalui beberapa tahap yang melibatkan konflik berbeda di setiap jenjang usia. Lebih jelasnya, berikut adalah tahapan perkembangan psikososial manusia menurut Erik Erikson.
1. Tahap I (Usia 0--1 Tahun): Kepercayaan vs Ketidakpercayaan
Tahapan perkembangan psikososial yang pertama akan terjadi pada usia 0--1 tahun. Pada tahapan ini, bayi akan mulai belajar untuk memercayai orang lain, terutama orang tua yang merawatnya.
Apabila bayi merasa telah dirawat dengan baik dan penuh kasih sayang, ia akan mulai mengembangkan rasa percayanya kepada orang lain. Sebaliknya, jika orang tua tidak konsisten dan abai dalam merawat bayi, bayi akan merasa insecure, curiga, cemas, dan kesulitan untuk memercayai orang lain.
2. Tahap II (Usia 1--3 Tahun): Otonomi vs Rasa Malu dan Ragu
Tahapan kedua dari perkembangan psikososial adalah konflik antara otonomi dengan rasa malu dan ragu yang terjadi pada usia 1--3 tahun. Pada tahap ini, anak akan mulai belajar mengenai pengendalian diri dan melakukan aktivitas secara mandiri. Karena itu, toilet training menjadi salah satu proses pembelajaran yang berperan penting dalam pengembangan kepribadian di fase ini.
Jika orang tua berhasil mendorong anaknya untuk belajar mandiri di tahap ini, anak akan lebih percaya diri dan merasa aman saat mengambil risiko. Sementara apabila anak kerap dilarang untuk melakukan sesuatu secara mandiri, ia mungkin akan mengembangkan kepribadian yang pemalu, penuh keraguan, dan cenderung bergantung kepada orang lain.
3. Tahap III (Usia 3--6 Tahun): Inisiatif vs Rasa Bersalah
Dalam tahap ketiga, anak-anak akan semakin fokus untuk melakukan sesuatu dan menetapkan tujuannya berdasarkan pemikiran mereka sendiri. Tahapan ini biasanya berlangsung ketika anak-anak berusia 3--6 tahun dan terjadi melalui interaksi sosial.
Apabila anak mendapatkan kesempatan untuk bermain dan beraktivitas dengan orang lain, ia akan mengembangkan rasa inisiatif, mampu memimpin orang lain, serta membuat keputusan sendiri. Di sisi lain, jika tidak diberikan kesempatan untuk berinteraksi dengan orang lain, anak cenderung akan mengembangkan rasa bersalah dan ragu dengan kemampuannya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun