Mohon tunggu...
KOMENTAR
Ilmu Alam & Tekno

"Ipubers: Inovasi Digital Transformasi Distribusi Pupuk Bersubsidi Untuk Meningkatkan Efisiensi dan kesejahtraan Petani Indonesia"

30 November 2023   08:51 Diperbarui: 30 November 2023   09:47 69 0

Transformasi digital menjadi hal yang tak terhindarkan untuk digunakan di semua sektor di seluruh dunia. Tidak terkecuali industri pupuk Indonesia yang dikenal sebagai negara agraris. Di sini, keberadaan pupuk sangat sentral dalam memenuhi peningkatan kebutuhan pangan.  Tahun ini, setidaknya 14,5 juta petani telah mendapatkan subsidi pupuk dari pemerintah. Tugas PT Pupuk Indonesia (Persero) adalah memastikan ketersediaan pasokan pupuk yang mudah, cepat dan tepat sasaran bagi petani. 


Integrasi pupuk bersubsidi atau teknologi aplikasi digital iPubers yang resmi diluncurkan pada tahun 2023/6/27 ini merupakan jawaban konkrit dalam inovasi untuk meningkatkan tata kelola penyaluran pupuk bersubsidi di tingkat kios dealer.  iPubers merupakan hasil integrasi antara aplikasi pupuk di Indonesia dengan aplikasi e-allocation Kementerian Pertanian yang memuat data petani penerima pupuk pembantu. 


Senior Vice President Sekretaris Pupuk Indonesia, Wijaya Laksana mengatakan, iPubers akan memberikan kemudahan bagi petani sekaligus efisiensi bagi kios distribusi untuk mencatat data distribusi. "Selama ini penggantian pupuk bersubsidi oleh permohonan iPubers mendapat respon yang baik dan positif, karena prosesnya menjadi lebih mudah, lebih cepat dan yang terpenting tujuannya," kata Wijaya kepada Republika, Rabu (29/11/2023).  

Saat menguji iPubers beberapa waktu lalu, ke Republik, Sangputu Darma (65), petani padi di desa Temesi Kabupaten Gianyar, Bali, bercerita bahwa dulu dia harus menyiapkan copy KTP sebagai syarat untuk menebus pupuk bersubsidi di kios dinas. Baginya, menyiapkan dokumen semacam itu justru menambah pekerjaan. Tak perlu dikatakan, jika penyedia layanan fotokopi jauh dari rumahnya di pedesaan.  Nah, jika Anda mengambilnya, cukup gunakan KTP yang tertera atau bisa juga kartu keluarga. Ini berarti bahwa metode digital lebih cenderung dirasakan, " kata Sangputu. Mereka bukan petani yang sangat besar. Lahan yang akan dimiliki sendiri setara dengan sekitar 10 hektar atau 0,1 hektar dan memiliki produktivitas 1 kilogram per 6 hektar. Oleh karena itu, petani kecil seperti Sangputu sangat terbantu dengan pemberian pupuk tambahan. Hal ini tidak mengherankan, karena Anda hanya perlu merogoh kocek sekitar Rp2. 300, dan Anda bisa mendapatkan pupuk 1 kilogram dengan urea dan NPK.  

Di tempat yang sama, Wayang (62) yang membudidayakan padi dan kedelai, mengatakan hal yang sama. Menurutnya, digitalisasi penyaluran pupuk bersubsidi, sekaligus menghilangkan biaya-biaya yang biasanya harus terjadi. Itu tidak besar, tetapi masih nyaman bagi petani dan kios itu sendiri.  Namun diakui, kuota alokasi pupuk pembantu yang dibuat sebenarnya lebih kecil dari kebutuhannya karena keterbatasan anggaran pemerintah. Tapi itu bukan masalah baginya.  

Sebagai jalan keluarnya, para maid biasanya menggunakan pupuk organik yang diproduksi oleh petani lokal dengan bahan-bahan alami di sekitarnya.  Panji Winanteya Ruky, Direktur Transformasi Bisnis Pupuk Indonesia, mengatakan proses digitalisasi penggantian pupuk bersubsidi juga dapat memberikan data kepada pemerintah sebagai masukan untuk analisis kebijakan ke depan.  "Dengan digitalisasi ini, kami juga dapat menyediakan data bagi pemerintah untuk melakukan analisis kebijakan. Makanya kita catat semua data penyaluran dan pelunasan pupuk pembantu," kata Panji saat ditemui beberapa waktu lalu. 

Panji juga menjelaskan, meski penggantian seluruhnya dilakukan dalam sistem digital, data di KTP petani dijamin aman.Pupuk Indonesia bekerja sama dengan Kementerian Pertanian untuk mengimplementasikan semua protokol keamanan siber menggunakan standar ISO31000. Di sisi lain, iPubers juga menerapkan perlindungan basis data yang tepat untuk memastikan data pribadi petani lebih terlindungi.


Selain di Bali, aplikasi iPubers saat ini efektif digunakan di Bangkaberitung, Riau, Kalimantan Selatan, Sultra, Sulteng, Sulsel. iPubers dianggap sebagai solusi win-win dalam program distribusi pupuk bersubsidi.  Wijaya Laksana, Senior Vice President Corporate Secretary Pupuk Indonesia, mengatakan Pupuk Indonesia siap membantu memperluas implementasi aplikasi iPubers di negara-negara lain. Karena saat ini perusahaan memiliki lebih dari 26 ribu kios pupuk bersubsidi yang sudah tersebar di seluruh pelosok tanah air.  

Upaya perluasan sedang dilakukan untuk mencapai keakuratan target alokasi pupuk pembantu.  Secara teknis, sistem iPubers memuat data petani penerima pupuk pembantu yang disediakan oleh Kementerian Pertanian. Selanjutnya, pemilik kiosk hanya memindai NIK pada KTP petani untuk mengakses data petani. Data ditemukan, jika petani pupuk bersubsidi Anda berhak menerimanya.  Selanjutnya, transaksi kiosk atau redemption masuk ke dalam aplikasi iPubers petani dalam memperdagangkan bukti tanda. Kemudian, si petani, dia ipubers upload untuk ditukarkan dengan pupuk dan bersama-sama diambil.  Foto-foto tersebut juga merekam lokasi geotagging, serta deskripsi tanggal dan waktu transaksi. 

"Sehingga iPubers dapat memastikan pupuk bersubsidi benar-benar disalurkan kepada petani yang terdaftar dan berhak sesuai ketentuan," katanya. Di sisi lain, pemilik kios tidak lagi berurusan dengan berbagai bentuk dan kuitansi manual yang sebelumnya rentan rusak hingga hilang.  Dari sisi Pupuk Indonesia dan Kementerian Pertanian, Anda juga bisa langsung menemukan penawaran di setiap kios dan melihatnya bersama-sama. "Kita bahkan bisa menentukan jumlah inventarisasi fisik pupuk pembantu di tingkat kiosk," katanya.  Koordinator nasional Persatuan Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP) ini meyakini penggunaan aplikasi digital merupakan terobosan yang baik untuk memastikan akuntabilitas penyaluran pupuk pembantu ke tingkat kiosk.  

Sementara perbaikan data terus berlanjut, Pupuk Indonesia dapat meningkatkan layanan distribusinya. Menurutnya, verifikasi ganda yang dilakukan dalam proses reimbursement juga menjadi solusi untuk memastikan petani penerima benar-benar mengikuti data dan dapat menjelaskannya. Kedepannya, semua pihak membutuhkan dukungan bersama, dan lanjutnya, agar para petani akrab dengan pemanfaatan teknologi digital.  

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun