Barisan pertahanan Singapura itu sangat bagus. Bahkan mungkin timnas Indonesia harus belajar dari mereka. Namun STY menerapkan pertahanan terbaik adalah menyerang terus. Menurut statistik, 35 kali pertahanan The Lions dihajar tanpa ampun. 14 diantaranya mengancam gawang. Dan tentu saja hasilnya 4 goal sebagai pengunci kemenangan.
Singapura punya cangkang keras, tapi seperti digedor habis-habis sampai bolong. Dari 3 kartu merah yang dikeluarkan wasit. 2 diantaranya untuk menghentikan Irfan Jaya.
Kalau kemarin ada yang meragukan barisan penyerang Indonesia, kemarin dibayar tuntas. Asnawi dan Arhan sangat aktif mengawali serangan dari sayap, gelandang lain melakukan pressing bola terus ke depan. Walian yang tetap dipercaya sebagai starter mencetak goal pertama secara mengejutkan. Witan yang sangat lihai membuat assist meliuk-liuk di rapatnya offside trap Singapura. Itu belum Rumakiek dan Kambuaya yang selalu merepotkan di sisi tengah. Hanya masalah waktu sebenarnya.
Dan kebiasaan STY, setelah menguras tenaga lawan lini serang diperbarui tenaganya. Di babak kedua Evan Dimas, Kadek, Haris Saghara, Baggot, dan tentu saja Eggy Maulana Fikri yang ditunggu-tunggu. Hasilnya The Lions berkurang keleluasaanya melakukan counter attack. Gol keduanya dari Shahdan Sulaiman itu dari bola mati tendangan bebas.
Dan Eggy membayar kepercayaan STY dengan 1 assist yang membuat kelabakan bek Singapura hinga jadi goal bunuh diri, dan satu goal lagi hasil positioning yang bagus untuk mengakhiri perlawanan The Lions di babak perpanjangan waktu.
Memang harus diakui banyak keputusan kontroversial. Tapi ya itulah pertandingan. Sebenarnya sederhana, ya jangan lakukan hal yang beresiko jika sang pengadil lapangan tak mau cabut kartu. Yang pasti soal mental.
Menarik sekali ketika Faris Ramli yang gagal pinalti itu, kemudian dihampiri Asnawi, lalu diberikan ucapan "...Thank You so much .."
Ejekan atau tulus ?
Bagaimana pun memang harus ada yang menang dan kalah. Bisa dimaklumin Singapura yang bermain dengan beban berat harus menang di publik sendiri. Emosionalnya tinggi, dan namun diserang terus. Penguasaan bola 60% persen lebih di kubu Indonesia, jelas menggerus potensi kemenangan.
Yang jelas tetap harus banyak yang diperbaiki dari timnas Garuda, terutama di barisan pertahanan. Karena dari pertandingan berikutnya pertahanan jelas menjadi kunci.