Menarik untuk di simak film ini justru belum/tidak akan di putar di negara negara berpenduduk mayoritas muslim, lantas darimana penilaian penghinaan atas Rasulullah ini di buat? Pembaca mungkin memiliki jawaban dengan argumentasinya masing-masing, namun penulis ingin mengajak pembaca untuk merenungkan sejenak apa yang seharusnya menjadi reaksi kita atas kontroversi ini.
Bereaksi berlebihan dengan cara memboikot semua barang asal belanda justru dapat memberikan hasil yang kontraproduktif dari tujuan awal kita, yaitu mengembalikan harkat martabat Rasulullah.
Penulis berpendapat, memboikot semua barang asal belanda adalah hal yang jelas salah, karena tentu yang membuat film ini hanya segelintir dari jutaan warga belanda, bukan warga keseluruhan. apakah kita di benarkan menghukum orang yang tidak melakukan kejahatan?, bukankah menghukum orang yang tidak bersalah adalah perbuatan dzolim yang di benci Allah?, terlebih jika boikot yang di lakukan juga berdampak kepada bisnis saudara-saudara muslim kita di belanda.
Ingatkah kita dengan cerita Nabi kita dengan seorang pengemis yahudi yang buta?, bagaimana Beliau bertahun-tahun selalu menyuapi pengemis buta tersebut hingga wafat meski si pengemis buta itu selalu mengatakan hal yang tidak baik kepada Beliau tanpa sedikitpun Beliau memarahinya. Coba di bayangkan apabila kita memboikot belanda, apa kita sedang mengikuti apa yang nabi lakukan atau malah sebaliknya?.
Rasulullah selalu mengajarkan kita untuk menyayangi orang lain dan mengajak orang lain kepada kebenaran meskipun orang itu memusuhi kita, memboikot belanda tidak akan menyadarkan mereka namun hanya akan memberikan ke-mudharatan bagi warga belanda yang tidak bersalah dan kita sendiri.