Proses penurunan Al-Qur'an secara bertahap juga mengandung hikmah besar. Dengan cara ini, umat manusia dapat memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran-ajaran yang terkandung di dalamnya secara perlahan. Allah berfirman, وَقُرْآنًا فَرَقْنَاهُ لِتَقْرَأَهُ عَلَى النَّاسِ عَلَىٰ مُكْثٍ وَنَزَّلْنَاهُ تَنْزِيْلًا. "Dan Al-Qur'an itu telah Kami turunkan secara bertahap agar engkau membacakannya perlahan-lahan kepada manusia, dan Kami menurunkannya bagian demi bagian" (QS. Al-Isra: 106). Metode ini mempermudah manusia untuk merenungkan isi Al-Qur'an dan menjadikannya panduan hidup sehari-hari.
Penurunan Al-Qur'an juga membuktikan bahwa Allah tidak meninggalkan umat manusia dalam kesesatan. Sebaliknya, Allah memberikan Al-Qur'an sebagai bentuk kasih sayang-Nya agar manusia dapat membedakan antara yang benar dan salah. Dalam ( QS. Al-Furqan: 1) تَبٰرَكَ الَّذِيْ نَزَّلَ الْفُرْقَانَ عَلٰى عَبْدِهٖ لِيَكُوْنَ لِلْعٰلَمِيْنَ نَذِيْرًا "Maha Suci Allah yang telah menurunkan Al-Furqan (Al-Qur'an) kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam" Ayat ini menekankan bahwa Al-Qur'an adalah mukjizat abadi yang mengingatkan manusia tentang tanggung jawabnya di dunia dan akhirat.
Dengan adanya Al-Qur'an, umat manusia memiliki panduan yang jelas untuk menuju jalan yang lurus. Rahasia Ilahi dalam penurunan Al-Qur'an terletak pada kemampuan kitab ini untuk menjawab setiap tantangan zaman dan membimbing umat manusia menuju kebahagiaan sejati di dunia dan akhirat.