“Kita harus melawan lapar,” kataku pada Cileni dengan mantap. “Kau dan aku akan mengalahkan rasa lapar. Kita harus setabah batu karang.” Kutancapkan keteguhan itu dalam sanubari Cileni seperti sebuah pancang. Ia harus setegar diriku. Bila tidak, maka ia akan penuh keluh seperti ibuku.
KEMBALI KE ARTIKEL