Tibamu saat purnama. Sewaktu malam merangkak naik ke atas singgasana dan menorehkan kepedihan pada jiwa-jiwa kesepian. Langkahmu tertatih meninggalkan Kampung Air Mata, tempat mimpi-mimpi diberangus dan cinta ditasbihkan menjadi kegeraman. Sekujur tubuhmu beraroma duka, senyummu berhiaskan luka. Ketika kau berpaling, kutemukan pilu sedang berenang-renang di kedalaman matamu.
KEMBALI KE ARTIKEL