Semalam-malaman, aku memandangi perempuan itu dari rumahku di pinggiran tebing menuju laut lepas. Sosoknya menawan bagai hiasan rembulan. Helaian-helaian rambutnya tergerai hingga mencium pinggang. Gaunnya yang berkibar diterpa angin, melukis siluet tubuhnya yang semampai. Sebuah keranjang anyaman terletak di dekat kakinya. Perempuan pemetik rembulan, demikianlah aku menyebutnya.
KEMBALI KE ARTIKEL