bau amis terbit tanpa permisi,
bercampur debu dan getah basah,
menelusup hingga rongga rasa.
Lumpur yang menggumpal pada lidah,
merangkak dalam diam, melumat segala asa,
tiada warna yang tersisa,
hanya cerminan busuk jiwa.
Tangan yang dulu mencipta surga,
kini terbenam pada nista,
apa yang diraih, apa yang diminta,
semuanya kotor, segalanya cela.
Oh, menjijikan sekali,
ketika nurani mati oleh ilusi,
sebab kehendak lupa pada nuraga,
tinggallah kita, bangkai di antara luka.