Kehidupan didunia hiburan tak seindah dan tak sesempurna bayangan orang lain. Harta berlimpah tak menjamin kedamaian dan kebahagiaan. "aku seperti ini karena kamu" ucap Quin setengah emosi. Pertengkarannya dengan suaminya tak jarang terjadi, Quin masih belum bisa menerima dan mengerti dengan pekerjaan suaminya sebagai seorang vocalis dari sebuah group band. Bukan pekerjaannya yang Quin benci melainkan fans-fans wanitanya yang selalu menggoda suaminya, selalu bersikap berlebihan dan seenaknya!!! memang wajar bagi para wanita menggilai sosok Raffa yang begitu sempurna, wajahnya yang bisa dibilang sebelas dua belas dengan
Robert Pattinson dan tubuhnya yang kekar dan terlihat gagah serta suara merdunya yang menghanyutkan tentu saja menjadi kegilaan para wanita. Namun bagi Quin itu bukan sesuatu yang wajar, itu hal yang berlebihan!! "sudah bertahun-tahun kita hidup bersama, kamu masih belum percaya juga kalau cinta aku cuma untuk kamu?" tanya Raffa, suami Quin "aku gak akan percaya sebelum kamu keluar dari pekerjaan itu" selalu seperti itu permintaan Quin, apalagi dulu Raffa adalah seorang
playboy "dari dulu kan kamu tau kalau ini sudah menjadi resiko, kamu harus bisa terima" "aku gak peduli, dari dulu kamu janji mau keluar tapi mana buktinya?" "gak semudah itu sayang, aku kan sudah tanda tanganin kontrak albumnya, kalau aku keluar seenaknya aku harus ganti rugi biaya dua album termasuk promo album,
launching, dll" "kita kan bisa ganti kerugian itu" hartanya yang berlimpah tak jadi masalah walau harus mengganti kerugian yang ditanggung suaminya yang berjumlah ratusan juta. Quin seorang dokter kandungan disebuah rumah sakit besar di Jakarta dan seorang dosen di dua universitas di Jakarta dan Depok. Usaha suaminya juga banyak diluar kota, entah itu restauran, tempat fitnes, toko kue dll. Raffa juga menjabat sebagai Presiden Direktur di perusahaannya didaerah Kuningan. Dan anaknya yang berusia masih balita sudah menjadi model iklan. "tapi kan kalau aku keluar sama aja aku mematikan rejeki crew-crewnya" "terserah kamu, aku gak mau maksa-maksa lagi" "sabar sayang, kontrak album itu tinggal tiga tahun lagi, setelah itu aku pasti keluar demi kamu" sejak dulu Raffa sangat berniat meninggalkan pekerjaan itu demi istri tercintanya namun setiap meeting dengan manager dan anggota lainnya selalu tak diijinkan, karena bagi mereka mencari seorang anggota seperti Raffa sangat sulit. Raffa seperti sudah menjadi nafas dalam group band itu, jika Raffa tak ada, band itu akan mati. Quin memilih untuk bungkam, keinginannya tak pernah dipenuhi oleh suaminya. Gugatan cerainya tak pernah disetujui oleh Raffa, Raffa sangat mencintainya. Namun bagi Quin lebih baik Raffa hidup dengan wanita yang bisa mengerti pekerjaannya. Sejak dulu Raffa tidak pernah mengumbar kisah asmaranya didepan awak media, yang orang lain tau Raffa masih berstatus single, dan itu juga yang menjadi masalah untuk Quin. Merasa tak dianggap. Bukan Raffa sengaja menyembunyikannya namun itu sudah menjadi perjanjian dan menjadi nilai jual sendiri untuk group bandnya. Konyolnya mereka berpikir bahwa fans-fansnya akan kabur kalau mengetahui status Raffa yang tak lagi sendiri. Sekarang sudah terlambat, dibongkar pun percuma. Yang ada menjadi masalah yang sangat besar jika semua orang tiba-tiba mengetahui bahwa Raffa sudah memiliki istri dan anak. Setiap hari Quin tak pernah melayani suaminya lagi, dia selalu beralasan cape karena pekerjaannya. Namun bukan itulah penyebab utamanya. Quin sadar bahwa sikapnya salah sebagai seorang istri tapi dia merasa lelah dengan keadaan yang selalu seperti itu, dia cuma ingin suaminya hanya untuknya, tidak dipegang-pegang oleh wanita-wanita tak tau diri diluar sana. Raffa sendiri pun hanya bisa menangisi keadaan rumah tangganya yang tak lagi damai dan mesra seperti dulu. Ini pilihan yang sulit baginya, pekerjaannya itu merupakan hobi dan bakatnya, tak mudah untuk melepaskannya, sama seperti Quin yang tak mudah dia lepaskan.
KEMBALI KE ARTIKEL