Mohon tunggu...
KOMENTAR
Travel Story

Menelisik Pemakaman Kristen Armenia-Gregorian dan Caravansaray di Tehran, Iran

19 November 2011   21:00 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:27 647 1
[caption id="attachment_150202" align="alignnone" width="288" caption="Bagian Dalam Caravansaray yang Luas"] Pintu Masuk Doulab Cemetery

Beberapa waktu lalu, tepatnya pada tanggal 7 April 2011 saya berkesempatan bergabung dengan 20 teman dari berbagai negara mengunjungi tempat dikuburnya orang-orang Kristen yang jaman dahulu bermukim di Tehran pada pemakaman bergaya Armenia-Gregorian di Qabrestan-e Aramaneh Cemetery di daerah Doulab, bagian tenggara Tehran, yang sangat rindang.

Kunjungan di pandu oleh Bpk. Kaveh Mehrabani, seorang arsitek dan juga sejarawan Iran. Bpk. Mehrabaniyang ditemani seorang penjaga pemakaman, Bpk. Mesis yang keturunan Armenia, menuturkan bahwa area pemakaman berawal pada tahun 1845 namun tidak lagi beroperasi sejak 35 tahun yang lalu. Hal ini dikarenakan peraturan dari pihak pemerintahan Tehran yang telah memberlakukan daerah tersebut sebagai kawasan sejarah.

Kunjungan kami tidak lain untuk mengapresiasi sisi estetik dan arsitektur dari pemakaman tersebut, yang menurut narasumber kami termasuk pemakaman yang sangat menarik dibandingkan pemakaman Kristen lainnya di Iran. Salah satu daya tarik dapat terihat dari bentuk nisan yang sangat beragam, seperti Limas yang bermaksud agar yang arwah meninggal mudah menyampai langit dan Tabung yang bagian atasnya dipapas miring jika yang meninggal masih anak-anak. Sebagian besar makam pada umumnya dilengkapi foto orang yang meninggal. Terdapat pula nisan yang dilengkapi dengan pot bunga, pot untuk menyalakan api, ditulisi puisi, serta kata-kata bijak. Tidak jarang nisan juga dikaitkan dengan pekerjaan orang tersebut semasa hidupnya, seperti digambari senapan jika orang tersebut terkenal sebagai pemburu dan baling-baling pesawat karena seorang pilot telah beristirahat di tempat tersebut. Disamping itu banyak juga nisan yang bergaya Post-Modern. Dengan gaya ini dasar nisan berkesan mengambang, tidak langsung mengenai tanah.

Menurut Bpk. Mehrabani restorasi harus segera dilakukan, karena untuk menjadi tempat bersejarah semua nisan harus dalam keadaan rapi sama seperti kondisi awal, tidak seperti sekarang di mana banyak nisan yang telah rusak dan foto telah hilang, serta tidak sedikit kaca nisan yang telah pecah.

Perjalanan hari itu menjadi pengalaman yang sangat menarik dan menambah khasanah informasi kami.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun