Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud Artikel Utama

Solidaritas UI untuk Bencana Jepang

17 Maret 2011   15:08 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:42 716 2
[caption id="attachment_96673" align="aligncenter" width="640" caption="Solidaritas Jepang @FIB UI"][/caption]

Berikut kesaksiannya: 'Saya tinggal dan mengajar di Sendai dan termasuk salah seorang yang menyaksikan dan mengalami langsung detik-detik gempa dan tsunami. Gempa telah terjadi sebelumnya hari Rabu, 9 Maret 2011 sebesar 7 SR, dan gempa tersebut tidak berdampak besar bagi orang Jepang. Hari Kamis, 10 Maret 2011 gempa sama sekali tidak terjadi. Tepat hari Jumat siang, 11 Maret 2011 gempa besar terjadi sebesar 8,9 SR (mencapai 9 SR). Satu jam sebelum terjadi gempa, saya mempunyai janji dengan salah seorang teman untuk diminta menjemputnya di Pelabuhan Shiogama, pesisir pantai Sendai [waktu menunjukkan jam 14.46 WIB]. Banyak orang Indonesia yang bekerja di pelabuhan tersebut. Sesaat gempa terjadi diumumkan di radio-radio bahwa 10 menit sampai 15 menit kemudian akan terjadi tsunami. Saya pada waktu itu sedang berada di atas jembatan, langsung lari menyelamatkan diri segera mencapai daerah tinggi (bukit, pegunungan). Syukur nyawa selamat tapi perjuangan belum selesai, di bukit sebagai tempat darurat mengungsi suasana belum aman dan tidak nyaman, saya dan pengungsi lainnya amat kedinginan karena suhu minus 40 derajat dan hujan salju turun. Masjid-masjid di bukit hancur, terbelah dan retak. Makanan begitu langka dan sulit didapat sehingga makanan menjadi sangat terbatas hanya untuk anak-anak dan ibu hamil, orang dewasa bahkan tidak makan. Hari Minggu, 13 Maret 2011 dapat memasuki Sendai lagi, air mulai surut. Tsunami memutus segala infrastruktur kehidupan, tidak ada listrik dan air pun semakin tak mencukupi. Bagi saya ingin sekali tetap masuk melihat suasana ke Sendai. Mungkin jikalau sesorang mengalami peristiwa dahsyat ini akan trauma dan tidak akan mau menjejakkan kaki di kota tersebut. Sejujurnya saya menikmati hidup di Sendai, saya mengajar di SD Sendai, Shiogama sudah 2 tahun. SD Sendai ini hanya terletak beberapa meter dari pesisr pantai dan tak dapat terbayangkan daerah itu kini hancur menjadi bubur. Sedih akan nasib dan keadaan murid-murid saya.'
KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun