Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

Koalisi Partai Politik bagai 'Cake Rasa Nano-nano'

4 Maret 2011   08:59 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:05 299 1
[caption id="" align="aligncenter" width="567" caption="karikatur partai koalisi penuh warna"][/caption] Ramai meriah gonjang ganjing perpolitikan negeri ini terkait partai koalisi yang sudah tidak harmonis lagi. Begitu pula dengan berita agar dilakukannya reshuffle Kabinet Indonesia Bersatu Jilid 2. Partai Golkar dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang menjadi partai koalisi Demokrat akhirnya tidak bisa bersama-sama lagi. Sesungguhnya partai koalisi ibarat 'cake dengan rasa nano-nano'. Sebuah cake yang mempunyai bagiannya masing-masing telah dipotong-potong sesuai porsinya, meski cake itu telah dipotong tapi kesatuan dan dukungan seharusnya tetap menyatu dan tidak bisa dipisahkan. Ketika suatu partai telah siap menyatakan untuk bergabung dan berkoalisi bersama maka partai tersebut tentu mendapatkan bagian dari potongan cake. Partai yang telah menyatakan berkoalisi itu tentu harus sehati dan seperjuangan juga siap sedia dengan segala apa yang akan terjadi nanti. Segala aturan dalam partai koalisi diharapkan dapat dipegang teguh, diingat juga dipatuhi oleh seluruh partai-partai yang tergabung dalam satu koalisi. Suatu pernyataan maupun keputusan yang telah disepakati bersama meski pahit, manis, asam, asin dan berbagai macam rasa yang dapat diibaratkan dengan 'rasa nano-nano' tentu menjadi warna warni meriah yang menjadi pelengkap partai koalisi tersebut. Suasana nyaman, enak atau tidaknya keputusan itu juga menjadi pelengkap meriah dalam menjalankan pemerintahan negeri ini.

Perbedaan pendapat, argumentasi hingga pandangan pasti ada namun diharapkan segala perbedaan itu saling melengkapi. Bukan berarti keputusan itu bernilai yang benar disalahkan dan yang salah dibenarkan. Itu semua sudah menjadi konsekuensi bagi partai-partai yang menjadi koalisi. Konsekuensi tersebut tentu baiknya diterima meski hati tak ingin menerima ya apa boleh buat.
KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun