Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud Pilihan

Cinta Wastra Nusantara, Cerita di Balik Kain Tradisional

19 Februari 2014   23:18 Diperbarui: 4 April 2017   18:08 1721 0
[caption id="attachment_312858" align="aligncenter" width="640" caption="Kain batik (print) motif Asmat yang dijahit sendiri oleh Dr. Wanny Rahardjo W (Staf Pengajar Arkeologi UI) (Dok: Pribadi)"][/caption]

Momen hari kasih sayang bukan hanya ditujukan kepada orang-orang tercinta dan terdekat saja, baik keluarga, sahabat, rekan sejawat, kekasih  maupun pasangan. Kita juga bisa mengungkapkan cinta kepada kebudayaan Tanah Air, khususnya terhadap produk budaya bangsa sendiri.

Inilah salah satu cara merangkai ungkapan cinta dalam momen hari kasih sayang terwujud pada pameran bertajuk “Cinta Wastra Nusantara” yang sedang berlangsung di Selasar Gedung II, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia.

Wastra berasal dari bahasa Sanskerta (kata serapan) yang berarti sehelai kain yang dibuat secara tradisional. Wastra Nusantara dapat dikatakan sebagai kain tradisional Indonesia dengan motif yang sarat makna. Kekayaan budaya Indonesia melahirkan beragam jenis wastra yang berbeda-beda dan unik di tiap daerah.

Wastra yang dipamerkan seluruhnya milik pribadi beberapa staf pengajar Departemen Arkeologi UI. Mereka berbagi cerita tentang wastra yang dimiliki melalui pameran ini. Beragam wastra yang indah terpajang di dalam meja kaca, antara lain kain tenun, kain ulos, songket, dan batik dari berbagai daerah di Nusantara.

Setiap wastra memiliki cerita yang berharga bagi sang empunya.Di dalam meja kaca dilengkapi keterangan “cerita cinta” di balik wastra yang dimiliki juga tertera nama sang empu kain tradisional.

Momen

Pemberian hadiah di hari momen spesial tak akan terlupa, seperti cerita dari Dr. Ninie Susanti. Saat promosi doktor, ia memperoleh hadiah kain tenun (selendang)dari salah satu sahabatnya yang berasal dari Nusa Tenggara Tmur.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun