Logika dan agama membentuk hubungan dan sebenarnya bisa saling menguntungkan satu sama lain. Logika yang membentuk filsafat dan berkembang seiring waktu bisa dibagi kedalam empat aliran besar yaitu filsafat India, Cina, Islam dan Barat. Penyorotan utama adalah pada filsafat Islam yang mengutamakan rasionalisme dalam mengkaji agama. Hal ini menjadi bukti bahwa dalam agama juga ada aliran yang mengutamakan rasionalisme dan empirisme. Ajaran filsafat dan agama juga menghasilkan banyak aliran yang beragam. Banyak yang berpendapat bahwa kaum atheis atau agnostik lahir pada zaman kegelapan tahun 500-1000 M di Eropa. Pada saat ini, kaum gereja mendominasi dan malah melakukan banyak penyimpangan demi mencapai tujuan kelompoknya. Salah satu penyimpangan tersebut seperti surat penebusan dosa yang tidak masuk diakal. Banyak revolusi atau pembaruan setelah itu misalnya Martin Luther yang membuat aliran Kristen baru yaitu Kristen protestan. Ajaran filsafat dan agama menghasilkan banyak aliran yang beragam. Pro kontra yang terjadi setiap waktu antar cendekiawan merupakan bukti bahwa para ahli terus melakukan kegiatan berfikir dan mengevaluasi teori dan konsepsi yang ada. Ilmu pengetahuan akan terus berkembang jika mereka saling melengkapi dan mentoleransi satu sama lain.Â
Perdebatan antara logika dan agama menjadi topik yang menarik untuk dibahas dari waktu ke waktu. Perbedaan prinsip antar keduanya membuat mereka berada di jalan masing-masing. Mulai dari pernyataan Karl Marx yang mengatakan bahwa agama merupakan candu. Dalam buku Etika dan Filsafat Komunikasi diluruskan istilah yang selama ini menjadi keliru yaitu pernyataan dari Karl Marx yang berbunyi "religion is the opium of the people" lalu diubah menjadi "religion is the opium for the people". Versi pertama mencerminkan agama seakan menjadi alat bagi kaum rohani golongan kecil (pendeta atau alim agama) dalam menindas rakyat, bekerja sama dengan golongan besar (kapitalis). Dalam kenyataannya, Karl Marx mengatakan bahwa agama candu bagi rakyat adalah keadaan objektif didalam masyarakat. Agama membentuk struktur sosial yang tidak sehat dalam masyarakat. Banyak prinsip-prinsip agama yang ditentang oleh kaum logika seperti keberadaan Tuhan, kebebasan berperilaku, memakai pakaian terbuka, aturan pernikahan, sistem surga dan neraka dan masih banyak lagi. Menurut kaum logika, agama terlalu banyak larangan sehingga tidak mendukung kebebasan manusia. Agama berorientasi kepada masa depan dengan hukum tabur tuai (karma). Sistem surga-neraka juga menjadi ancaman tersendiri dan membuat hidup manusia menjadi lebih terkekang. Prinsip usaha antara kaum logika dan agama pun berbeda. Agama berpandangan bahwa hasil diberikan yang terbaik oleh Tuhan sedangkan kaum logika berpendapat bahwa hasil berbanding lurus dengan usaha yang telah dilakukan. Perbedaan prinsip antara kaum logika dan agama baik dari prinsip usaha, kebebasan berperilaku maupun kepercayaan adanya kehidupan setelah meninggal dunia inilah yang memberi jurang besar antara keduanya.Â
Dalam jurnal When Beliefs and Logic Contradict: Issues of Values, Religion and Culture (avojov, 2018) menyebutkan bahwa peserta Kristen tampil lebih buruk dalam silogisme valid yang netral terutama di semua jenis silogisme yang tidak valid, di mana mereka berbeda 10% dari peserta non-religius. Hal ini menunjukkan bahwa ketika keyakinan dan bukti berbenturan, seringkali keyakinanlah yang menang. Tidak mengherankan bahwa orang-orang yang tidak terlatih dalam pemikiran kritis dan ilmiah menggunakan keyakinan sebagai acuan mereka dalam menavigasi melalui lautan luas dari banyak informasi yang saling bertentangan (mengklaim asal usul mereka dalam penelitian) dan banyak nilai yang saling bertentangan. Ditinjau dari sisi lainnya, agama merupakan sumber dari pengetahuan. Contoh nyatanya dalam salah satu agama yaitu Islam. Salah satu fakta tentang alam semesta sebagaimana dinyatakan dalam Al Quran (kitab suci Islam) adalah bahwa langit terdiri atas tujuh lapisan.Â
"Dialah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak menuju langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu." (QS. Al Baqarah:29)
"Kemudian Dia menuju langit, dan langit itu masih merupakan asap. Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa dan Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya."(QS. Fussilat:11-12)