Sejarah Penemuan Makam
Imam al-Bukhari, seorang ahli hadis terkenal, meninggal pada tahun 870 M di Samarkand, yang sekarang berada di wilayah Uzbekistan. Makamnya menjadi tempat ziarah bagi banyak umat Muslim selama berabad-abad. Namun, pada masa Soviet, kawasan ini mengalami represi agama yang ketat, dan banyak situs-situs keagamaan, termasuk makam Imam al-Bukhari, mengalami pengabaian.
Pada tahun 1950-an, Presiden pertama Indonesia, Ir. Soekarno, mengadakan kunjungan kenegaraan ke Uni Soviet. Salah satu tujuan Soekarno adalah mempererat hubungan diplomatik dengan negara-negara blok Timur pada masa Perang Dingin. Dalam kunjungannya ke Uzbekistan, Soekarno menunjukkan minat besar terhadap peninggalan sejarah Islam di kawasan itu.
Menurut beberapa sumber, Soekarno diberitahu tentang makam Imam al-Bukhari yang sudah lama tidak terawat. Ia kemudian meminta kepada pemerintah Soviet untuk memugar makam tersebut. Permintaan ini disetujui, dan makam Imam al-Bukhari akhirnya dipugar pada tahun 1956. Pemugaran ini menghidupkan kembali tempat tersebut sebagai situs ziarah penting bagi umat Muslim.