Tumbangnya sebuah pohon di perbatasan desa itu mungkin adalah sebuah pertanda. Tapi Daryanti tak mengerti pertanda itu. Dia tak dapat melakukan apapun sepeninggal ibu yang merawatnya sejak kecil. Sedangkan ayahnya meninggalkan dia bersama ibunya disaat Daryanti berusia 8 tahun. Akhirnya ia harus hidup sebatang kara di desa kelahirnya ibunya.