Bukan karena pelit, itu hanya satu-satunya alasan yang aku punya agar aku bisa bertemu lagi dengannya. Dia wanita mandiri yang tak tergantung pada lelaki. Bahkan urusan bill, kami harus berdebat. Aku ingin dia merasa berhutang padaku dan gantian membayarnya lewat ajakan makan siang.
Rinduku tak tertahan untuk sekadar mendengar suara tawanya, melihatnya memainkan sedotan di gelas sebelum akhirnya bibirnya yang ranum menyeruput dengan anggun.