“Kaen, pulang, yuk.” Kania membereskan buku-bukunya. Sedangkan mata Kaen tak beranjak sedikitpun dari bacaannya, serius. Dia malah membuka lembar selanjutnya.”Duluan.” Jawaban Kaen mengecewakan Kania. Jika seperti ini, terkadang Kania menyesal tak mendengarkan perkataan teman-temannya.
KEMBALI KE ARTIKEL